Langit pagi yang cerah seolah menyambut antusiasme para peserta upacara yang berdiri tegak di bawah kibaran sang Merah Putih. Upacara ini bukan sekadar seremonial rutin, melainkan sebuah manifestasi dari rasa syukur yang mendalam atas nikmat kemerdekaan yang telah diraih dengan darah dan air mata para pahlawan bangsa. Walaupun diadakan di tengah belantara, semangat kebangsaan membara dalam setiap jiwa yang hadir.
Setelah rangkaian upacara selesai, momen khidmat dilanjutkan dengan sesi doa tasyakuran. Kiai Badrun Sulaiman, didaulat oleh pimpinan proyek untuk memimpin doa. Dalam lantunan doa yang mengalun merdu, Kiai Badrun memohonkan berkah untuk negeri ini, mengingatkan setiap hati yang hadir tentang betapa berharganya kemerdekaan yang kita nikmati saat ini.
Rangkaian acara ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi sebuah simbol nyata dari syukur yang tulus atas anugerah kemerdekaan. Di tengah-tengah hutan belantara, jauh dari gemerlap kota, para peserta upacara tetap menggelorakan semangat kemerdekaan dengan penuh kegairahan. Mereka menyadari bahwa merdeka bukanlah sekadar bebas dari penjajahan, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk terus mengisi kemerdekaan ini dengan karya dan pengabdian, di mana pun mereka berada.
Setelah doa selesai, seluruh peserta upacara merasakan kedamaian yang mendalam, seolah seluruh alam turut bersyukur bersama mereka. Pimpinan proyek kemudian mengajak semua yang hadir untuk menikmati hidangan sederhana sebagai simbol tasyakuran atas kemerdekaan. Di tengah hutan yang biasanya sunyi, suasana menjadi hangat dengan canda tawa dan kebersamaan, mempererat ikatan antar sesama pekerja dan tamu undangan.
Rangkaian kegiatan ini memberikan makna yang mendalam bagi setiap peserta. Mereka menyadari bahwa meski berada jauh dari hiruk-pikuk peradaban, semangat kemerdekaan tetap dapat dirasakan dan dirayakan dengan penuh sukacita. Ini adalah sebuah pengingat bahwa di manapun kita berada, rasa syukur atas nikmat merdeka harus selalu ada, dan semangat untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif harus terus dikobarkan.
Upacara bendera di Proyek Pembangunan Bendungan Karangnongko tersebut menjadi bukti nyata bahwa kemerdekaan bukan hanya dirayakan di kota-kota besar, tetapi juga di tempat-tempat terpencil, di mana semangat juang dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia tetap berkobar dengan penuh semangat. Dengan penuh haru, para peserta upacara meninggalkan lokasi dengan tekad yang semakin kuat untuk terus berkarya dan berbakti bagi negeri, mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya, demi masa depan yang lebih baik.
Pimpinan proyek, dengan senyum yang penuh kebanggaan, mempersilakan Kiai Badrun Sulaiman untuk membuka tumpeng tersebut sebagai bentuk penghormatan. Dengan penuh rasa hormat, Kiai Badrun melangkah maju, mengambil pisau yang telah disediakan, dan memotong puncak tumpeng dengan tangan yang mantap.
Para peserta upacara menyambut momen tersebut dengan tepuk tangan yang meriah, mencerminkan kegembiraan dan rasa syukur mereka. Satu per satu, mereka pun ikut serta dalam acara makan bersama, menikmati setiap suapan tumpeng yang sarat akan makna dan simbolisasi. Makanan sederhana itu seakan menjadi pengingat bahwa kebahagiaan dan rasa syukur tak selalu harus dirayakan dengan kemewahan, melainkan dengan kebersamaan dan hati yang tulus.
Di tengah nuansa perayaan yang sederhana namun penuh makna ini, terlihat jelas bahwa kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari belenggu penjajahan, tetapi juga tentang menjaga dan merawat persatuan, kebersamaan, dan keberlanjutan perjuangan. Momen pembukaan tumpeng kemerdekaan ini pun menjadi penutup yang manis untuk rangkaian acara, mengukir kenangan yang tak akan terlupakan di hati setiap peserta.
Ketika matahari mulai memuncak di cakrawala, para peserta meninggalkan lokasi dengan perasaan yang hangat, membawa semangat kemerdekaan yang lebih membara untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa. Di tempat yang jauh dari hingar bingar kota, di tengah proyek pembangunan yang besar, mereka telah merayakan kemerdekaan dengan cara yang unik dan mendalam, menyatu dengan alam dan berakar pada tradisi yang penuh makna.
MUIMMedia