SELAMAT HARI SANTRI 2024 : Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dengan penuh rasa syukur ke hadirat Allah SWT, kami dari Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Margomulyo mengucapkan Selamat Hari Santri 2024 kepada seluruh santri di Indonesia. Tema tahun ini, "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan", menggambarkan semangat juang para santri yang tak pernah pudar dari masa ke masa, dari perjuangan fisik hingga perjuangan pemikiran dan moral.

Santri adalah garda terdepan dalam menjaga keutuhan agama, bangsa, dan negara. Dengan keteguhan hati, ilmu yang mumpuni, dan akhlak yang mulia, santri tidak hanya mewarisi semangat juang para pendahulu, tetapi juga menjadi pionir dalam membangun masa depan yang gemilang untuk umat, bangsa, dan peradaban dunia.

Mari kita terus perkuat komitmen kita untuk menyatukan langkah, mewujudkan cita-cita bangsa yang berlandaskan ajaran Islam rahmatan lil 'alamin. Semoga para santri semakin berperan dalam menjaga dan merawat keberagaman, serta menjadi motor penggerak dalam mencapai kejayaan Islam di masa depan.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa santri telah memainkan peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Dari masa kolonial hingga era modern, santri selalu hadir sebagai kekuatan moral, intelektual, dan spiritual. Kini, di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi, peran santri semakin relevan dalam menghadapi perubahan zaman tanpa melupakan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para ulama.

Pada momen Hari Santri ini, mari kita mantapkan tekad untuk selalu istiqomah dalam menuntut ilmu, mengamalkan ajaran agama, dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Santri Masa Kini, Pemimpin Masa Depan—itulah cita-cita besar yang harus terus kita pegang dan perjuangkan.

Dengan semangat Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan, kita yakin bahwa para santri mampu menjawab tantangan zaman dan menjadi pelopor kebaikan, inovasi, dan kemajuan bagi umat Islam, bangsa, dan dunia.

Sekali lagi, Selamat Hari Santri 2024. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuk-Nya kepada kita semua dalam menegakkan agama dan memperjuangkan kemaslahatan umat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ketua MUI Kecamatan Margomulyo.

Badrun

Share:

Spirit Maulid Nabi Muhammad dalam Meningkatkan Kualitas Pribadi Muslim yang Dicintai Allah dan Rasul-Nya

(Ketua MUI Kecamatan Margomulyo)
Margomulyo, – Meski hujan turun sejak sore, tak menyurutkan semangat jamaah Majelis Taklim At-Thohir (MATA AIR) Dusun Pluntu, Desa Sumberjo, untuk tetap menghadiri pengajian rutin malam Kamis Legi. Kegiatan yang diselenggarakan pada Rabu, 25 September 2024, mulai pukul 20.00 hingga 21.30 WIB, bertempat di Masjid At-Thohir, tetap berjalan khidmat dengan dihadiri jamaah MATA AIR, warga sekitar, serta tokoh agama dan masyarakat setempat.

Keistiqamahan jamaah dalam mengikuti kajian rutin ini patut diapresiasi. Meskipun hujan mengguyur dengan deras sejak sore hari, semangat untuk menimba ilmu tetap terjaga. Pengajian rutin ini memang menjadi agenda yang selalu dinanti oleh masyarakat setempat, terutama karena dilaksanakan setiap malam Kamis Legi, dan telah menjadi salah satu pusat kajian ilmu agama di Dusun Pluntu.

Rangkaian acara dibuka dengan mujahadah yang diikuti oleh seluruh jamaah dengan penuh kekhusyukan. Setelahnya, dilanjutkan dengan pembacaan Sholawat Al-Barzanji, menambah suasana spiritual yang hangat dan menentramkan di tengah dinginnya malam.

Puncak acara diisi oleh kajian agama yang disampaikan oleh Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan MWCNU Kecamatan Margomulyo. Dalam kajiannya, Kiyai Badrun mengingatkan pentingnya menjaga istiqomah dalam beribadah dan menuntut ilmu, meskipun dalam kondisi sulit atau kurang mendukung. Ia juga menyampaikan pesan-pesan moral tentang penguatan akidah, pentingnya silaturahmi, dan menjaga tradisi keagamaan yang telah diwariskan oleh para ulama.

"Keistiqamahan dalam beribadah, dalam mencari ilmu, adalah bukti kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Hujan yang turun ini tidak menjadi alasan bagi kita untuk meninggalkan majelis ilmu," ujar Kiyai Badrun di hadapan para jamaah yang dengan penuh khidmat mendengarkan tausiyah beliau.

Acara pengajian ini menjadi bukti bahwa Majelis Taklim At-Thohir tidak hanya sebagai tempat kajian ilmu, namun juga sebagai tempat penguatan spiritual dan ukhuwah di kalangan jamaah. Dengan suasana kekeluargaan yang kental, pengajian rutin ini terus menjadi oase spiritual bagi masyarakat Dusun Pluntu dan sekitarnya.

Pengajian rutin ini diinisiasi oleh pengurus Majelis Taklim At-Thohir sebagai bagian dari upaya menjaga tradisi keilmuan dan kebersamaan umat dalam membangun desa yang religius dan harmonis. Meskipun cuaca tidak bersahabat, komitmen jamaah untuk terus hadir dan memperdalam ilmu agama menjadi salah satu cerminan kekuatan iman dan kebersamaan yang terus terjalin di Majelis Taklim At-Thohir.

Dalam kajian kali ini, Kiyai Badrun Sulaiman mengangkat tema yang relevan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu "Spirit Maulid Nabi Muhammad dalam Meningkatkan Kualitas Pribadi Muslim yang Dicintai Allah dan Rasul-Nya". Beliau mengajak seluruh jamaah untuk memaknai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak sekadar sebagai seremonial tahunan, tetapi juga sebagai momentum penting dalam memperbaiki diri dan meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW.

Kiyai Badrun menegaskan bahwa menjadi pribadi yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya bukanlah hal yang mudah, melainkan membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh untuk meneladani sifat-sifat utama Rasulullah. "Kita harus berusaha untuk senantiasa menjaga perilaku kita, mulai dari keikhlasan dalam beribadah, menjaga lisan, hingga memperkuat ukhuwah dan rasa kasih sayang kepada sesama. Semua ini adalah wujud konkret kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW," ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam semua aspek kehidupan, baik sebagai pemimpin, suami, ayah, maupun anggota masyarakat. Oleh karena itu, setiap muslim seharusnya berusaha untuk mencontoh akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari.

"Jika kita ingin menjadi pribadi yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, kita harus mulai dari diri sendiri, memperbaiki niat, amal, dan akhlak. Jangan menunda-nunda untuk berubah menjadi lebih baik. Peringatan Maulid Nabi ini adalah momentum tepat untuk memulai perjalanan spiritual tersebut," lanjut Kiyai Badrun dengan penuh semangat.

Kiyai Badrun Sulaiman juga menekankan bahwa ada beberapa amal yang sangat dicintai oleh Allah, yang jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, akan mendekatkan seorang muslim kepada-Nya dan menjadikannya hamba yang diridhai. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan tiga amal utama yang harus senantiasa dijaga oleh setiap muslim:

1. Melaksanakan Sholat pada Waktunya Kiyai Badrun menegaskan bahwa sholat tepat waktu merupakan ibadah yang paling utama di hadapan Allah SWT. "Sholat adalah tiang agama. Jika sholat kita baik, maka segala amalan kita akan ikut baik. Menjaga sholat pada waktunya adalah bukti ketaatan kita kepada Allah, dan inilah amal yang paling dicintai oleh-Nya," ujar beliau. Beliau mengingatkan para jamaah bahwa sholat tidak hanya sekadar ritual, melainkan juga bentuk kedisiplinan dalam mengingat Allah dan mencegah diri dari perbuatan yang tercela.

2. Berbuat Baik kepada Orang Tua Selain sholat, berbakti kepada orang tua adalah amal kedua yang sangat dicintai oleh Allah. Kiyai Badrun menyampaikan bahwa berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang ingin mendapatkan keridhaan Allah. "Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua. Maka, jangan pernah sia-siakan kesempatan untuk selalu berbuat baik kepada mereka, selama mereka masih hidup," tegasnya. Beliau juga mengingatkan pentingnya doa kepada orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada, sebagai salah satu bentuk kebaikan yang terus mengalir.

3. Berjihad Menegakkan Agama Allah Amal ketiga yang disebut oleh Kiyai Badrun adalah berjihad atau berjuang menegakkan agama Allah. Dalam konteks saat ini, jihad tidak semata-mata dimaknai sebagai perang fisik, melainkan juga berjuang dalam memperkuat dakwah Islam, menebarkan ajaran-ajaran kebaikan, serta menjaga persatuan umat Islam. "Jihad terbesar saat ini adalah melawan hawa nafsu dan konsisten dalam menjalankan perintah Allah di tengah berbagai tantangan zaman. Berjuang untuk agama Allah tidak selalu dengan pedang, tapi bisa juga dengan lisan, pena, dan perbuatan baik kita sehari-hari," jelas beliau.

Dalam penutupan ceramahnya, Kiyai Badrun mengajak seluruh jamaah untuk terus memperbaiki diri, menjaga sholat tepat waktu, berbakti kepada orang tua, dan berjuang dalam menegakkan agama Allah dengan penuh keikhlasan. Beliau juga mengingatkan bahwa setiap amal baik yang dilakukan dengan niat karena Allah akan membawa kebahagiaan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.

Dengan semangat yang ditularkan melalui ceramah tersebut, jamaah Majelis Taklim At-Thohir Dusun Pluntu merasa semakin termotivasi untuk memperbaiki kualitas ibadah dan memperdalam keimanan mereka.

Kajian tersebut diakhiri dengan pesan penting bahwa meningkatkan kualitas pribadi sebagai muslim bukan hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama dengan penuh kasih sayang dan kebaikan, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. "Mari kita jadikan Maulid ini sebagai momentum perubahan menuju pribadi yang lebih baik, yang tidak hanya dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga menjadi rahmat bagi seluruh alam," pungkasnya.

Suasana pengajian pun terasa semakin syahdu saat Kiyai Badrun menutup ceramahnya dengan doa agar seluruh jamaah senantiasa diberikan kekuatan untuk meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW dan diberikan kemampuan untuk meningkatkan kualitas iman serta akhlak mereka di tengah-tengah masyarakat.

Dengan penuh khidmat, para jamaah mengaminkan doa yang dipanjatkan. Pengajian rutin malam Kamis Legi ini pun berakhir dengan suasana penuh kehangatan dan spiritualitas yang mendalam. Majelis Taklim At-Thohir kembali menjadi ruang berkumpulnya umat untuk memperdalam iman dan menjaga tradisi keagamaan yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat Dusun Pluntu, Desa Sumberjo.

Share:

"Menabur Cahaya Sedekah di Bulan Maulid: Hikmah dari Dusun Wates"


www.muimargomulyo.or.id|| Sumberjo - Jumat, 6 September 2024, suasana di Dusun Wates, Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, dipenuhi oleh lantunan doa dan rasa syukur dalam gelaran TURBA (Tausiyah Rutin Bersama) yang dihadiri oleh jamaah Majelis Taklim Miftakhul Jannah, Muslimat NU, Fatayat NU, serta para tokoh masyarakat setempat. Seolah aliran rahmat Ilahi mengalir di antara mereka, menciptakan suasana damai yang penuh kekhusyukan.


Acara yang rutin dilaksanakan setiap pekan ini diinisiasi oleh Majelis Taklim Miftakhul Jannah, menjadi ruang bagi jamaah untuk terus memperdalam pemahaman agama dan menguatkan silaturahmi. Pada kesempatan kali ini, Bu Nyai Adawiyah, dari Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Hubungan Antar Umat Beragama MUI Desa Sumberjo, menjadi narasumber. Tausiyah yang disampaikan beliau bak embun pagi yang menyegarkan, menggugah hati tentang "Urgensi Sedekah di Bulan Maulid Nabi."


Dalam petuahnya, Bu Nyai Adawiyah mengajak hadirin untuk merenungkan betapa pentingnya amalan sedekah di bulan yang mulia ini, di mana rahmat dan keberkahan begitu melimpah. Dengan nada lembut namun penuh makna, beliau menjelaskan bahwa sedekah di bulan Maulid tak hanya menjadi wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sebagai sarana untuk menanamkan cinta kasih dan kepedulian sosial di tengah-tengah masyarakat.


Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi sebuah ajang untuk meneguhkan hati dan mempertebal keimanan, di mana setiap untaian kalimat yang disampaikan oleh Bu Nyai Adawiyah seakan menjadi pelita bagi jalan kehidupan yang penuh berkah.

Setiap kata yang terucap dari Bu Nyai Adawiyah seolah memancarkan cahaya hikmah, mengingatkan jamaah tentang betapa besarnya keutamaan bersedekah di bulan Maulid. Dalam suasana yang sarat akan kekhusyukan, beliau menekankan bahwa sedekah bukan hanya tentang memberi harta, tetapi tentang berbagi cinta, menebarkan manfaat, dan menumbuhkan kepedulian antar sesama. Seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, kepedulian dan kemurahan hati adalah tanda sejati dari seorang muslim yang beriman.


Tausiyah tersebut juga mengajak jamaah untuk memaknai Maulid Nabi sebagai momen yang istimewa, di mana sedekah menjadi pintu pembuka keberkahan. "Sedekah di bulan ini akan menumbuhkan jiwa yang lebih lapang dan hati yang lebih peka terhadap sesama. Dalam tiap kepingan harta yang kita berikan, terdapat kebahagiaan bagi orang lain dan pahala yang tak terhingga di sisi Allah," ujar Bu Nyai Adawiyah dengan penuh kelembutan.


Acara tersebut diakhiri dengan doa bersama yang dipanjatkan oleh seluruh jamaah, memohon agar keberkahan dan rahmat Allah senantiasa menyertai mereka, keluarga, serta masyarakat sekitar. Dengan harapan bahwa kegiatan yang rutin dilakukan setiap minggu ini terus menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus memperkuat jalinan ukhuwah antar umat beragama dan mengokohkan persatuan di tengah masyarakat yang beragam.


Seiring matahari senja yang perlahan meredup di ufuk barat, para jamaah pulang dengan hati yang lebih damai dan jiwa yang lebih bersih, membawa pesan mulia untuk senantiasa berbagi dan memanfaatkan bulan Maulid ini sebagai ladang amal yang subur. Semoga kegiatan TURBA ini menjadi sumber cahaya bagi masyarakat Dusun Wates dan sekitarnya, terus menghidupkan semangat sedekah dan kebersamaan dalam keberkahan.

Share:

"Syukur di Tengah Rimba: Merayakan Kemerdekaan dengan Doa dan Tumpeng di Proyek Bendungan Karangnongko"

www.muimargomulyo.or.id || Pada Sabtu, 17 Agustus 2024, di tengah keheningan rimba yang memayungi Proyek Pembangunan Bendungan Karangnongko, Desa Ngelo, suasana bergemuruh dengan semangat kemerdekaan yang tak kunjung padam. PT Waskita, sebagai penggerak utama proyek ini, menyelenggarakan Upacara Bendera memperingati HUT ke-79 Republik Indonesia, sebuah momen sakral yang dihadiri oleh para pekerja, pemimpin proyek, dan undangan terhormat, termasuk Kiai Badrun Sulaiman, Ketua MUI Margomulyo.


Langit pagi yang cerah seolah menyambut antusiasme para peserta upacara yang berdiri tegak di bawah kibaran sang Merah Putih. Upacara ini bukan sekadar seremonial rutin, melainkan sebuah manifestasi dari rasa syukur yang mendalam atas nikmat kemerdekaan yang telah diraih dengan darah dan air mata para pahlawan bangsa. Walaupun diadakan di tengah belantara, semangat kebangsaan membara dalam setiap jiwa yang hadir.


Setelah rangkaian upacara selesai, momen khidmat dilanjutkan dengan sesi doa tasyakuran. Kiai Badrun Sulaiman, didaulat oleh pimpinan proyek untuk memimpin doa. Dalam lantunan doa yang mengalun merdu, Kiai Badrun memohonkan berkah untuk negeri ini, mengingatkan setiap hati yang hadir tentang betapa berharganya kemerdekaan yang kita nikmati saat ini.


Rangkaian acara ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi sebuah simbol nyata dari syukur yang tulus atas anugerah kemerdekaan. Di tengah-tengah hutan belantara, jauh dari gemerlap kota, para peserta upacara tetap menggelorakan semangat kemerdekaan dengan penuh kegairahan. Mereka menyadari bahwa merdeka bukanlah sekadar bebas dari penjajahan, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk terus mengisi kemerdekaan ini dengan karya dan pengabdian, di mana pun mereka berada.

Ketika gema doa tasyakuran bergema di tengah rimba, suasana menjadi hening, hanya terdengar suara angin yang berdesir lembut, seakan turut mengaminkan setiap kata yang terucap. Kiai Badrun dengan penuh khidmat menutup mata, mengisyaratkan mengangkat tangan ke langit, dan memimpin doa dengan hati yang tulus. Ia memohon kepada Yang Maha Kuasa agar bangsa ini selalu dilindungi, diberikan keberkahan dalam setiap langkah, dan diberikan kekuatan untuk terus menjaga persatuan serta kesatuan yang telah diperjuangkan dengan penuh pengorbanan.


Setelah doa selesai, seluruh peserta upacara merasakan kedamaian yang mendalam, seolah seluruh alam turut bersyukur bersama mereka. Pimpinan proyek kemudian mengajak semua yang hadir untuk menikmati hidangan sederhana sebagai simbol tasyakuran atas kemerdekaan. Di tengah hutan yang biasanya sunyi, suasana menjadi hangat dengan canda tawa dan kebersamaan, mempererat ikatan antar sesama pekerja dan tamu undangan.


Rangkaian kegiatan ini memberikan makna yang mendalam bagi setiap peserta. Mereka menyadari bahwa meski berada jauh dari hiruk-pikuk peradaban, semangat kemerdekaan tetap dapat dirasakan dan dirayakan dengan penuh sukacita. Ini adalah sebuah pengingat bahwa di manapun kita berada, rasa syukur atas nikmat merdeka harus selalu ada, dan semangat untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif harus terus dikobarkan.


Upacara bendera di Proyek Pembangunan Bendungan Karangnongko tersebut menjadi bukti nyata bahwa kemerdekaan bukan hanya dirayakan di kota-kota besar, tetapi juga di tempat-tempat terpencil, di mana semangat juang dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia tetap berkobar dengan penuh semangat. Dengan penuh haru, para peserta upacara meninggalkan lokasi dengan tekad yang semakin kuat untuk terus berkarya dan berbakti bagi negeri, mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya, demi masa depan yang lebih baik.

Setelah suasana penuh khidmat dari doa tasyakuran perlahan mereda, perhatian para peserta upacara beralih menuju tumpeng kemerdekaan yang telah dipersiapkan dengan rapi. Tumpeng tersebut, dengan puncaknya yang menjulang, berdiri sebagai simbol perayaan dan rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih. Berhiaskan aneka lauk-pauk tradisional, tumpeng itu menjadi pusat perhatian, menambah nuansa kehangatan di tengah suasana kebersamaan.


Pimpinan proyek, dengan senyum yang penuh kebanggaan, mempersilakan Kiai Badrun Sulaiman untuk membuka tumpeng tersebut sebagai bentuk penghormatan. Dengan penuh rasa hormat, Kiai Badrun melangkah maju, mengambil pisau yang telah disediakan, dan memotong puncak tumpeng dengan tangan yang mantap.


Para peserta upacara menyambut momen tersebut dengan tepuk tangan yang meriah, mencerminkan kegembiraan dan rasa syukur mereka. Satu per satu, mereka pun ikut serta dalam acara makan bersama, menikmati setiap suapan tumpeng yang sarat akan makna dan simbolisasi. Makanan sederhana itu seakan menjadi pengingat bahwa kebahagiaan dan rasa syukur tak selalu harus dirayakan dengan kemewahan, melainkan dengan kebersamaan dan hati yang tulus.


Di tengah nuansa perayaan yang sederhana namun penuh makna ini, terlihat jelas bahwa kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari belenggu penjajahan, tetapi juga tentang menjaga dan merawat persatuan, kebersamaan, dan keberlanjutan perjuangan. Momen pembukaan tumpeng kemerdekaan ini pun menjadi penutup yang manis untuk rangkaian acara, mengukir kenangan yang tak akan terlupakan di hati setiap peserta.


Ketika matahari mulai memuncak di cakrawala, para peserta meninggalkan lokasi dengan perasaan yang hangat, membawa semangat kemerdekaan yang lebih membara untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa. Di tempat yang jauh dari hingar bingar kota, di tengah proyek pembangunan yang besar, mereka telah merayakan kemerdekaan dengan cara yang unik dan mendalam, menyatu dengan alam dan berakar pada tradisi yang penuh makna.


MUIMMedia

Share:

TURBA MUI Margomulyo di Dusun Bungkul: Menguak Fadilah Berdoa dalam Bingkai Ukhuwah

www.muimargomulyo.or.id || Sumberjo, 16 Agustus 2024 – Jumat siang itu, di tengah kedamaian Dusun Bungkul, Desa Sumberjo, Masjid setempat menjadi saksi bisu berkumpulnya hati-hati yang rindu akan ilmu dan keberkahan. Dalam rangkaian kegiatan TURBA (Tausiyah Rutin Bersama) MUI Kecamatan Margomulyo, jamaah Majelis Taklim (MT) Lintang Songo, tokoh agama, serta warga sekitar berkumpul untuk menyelami tema yang sarat makna, "Fadilah Berdoa."


Acara yang dimulai tepat pada pukul 13.00 WIB ini diawali dengan kehangatan silaturahmi di antara para hadirin, yang menyiratkan betapa eratnya ikatan ukhuwah di komunitas tersebut. Kegiatan ini diinisiasi oleh Pengurus MT Lintang Songo, sebagai upaya untuk terus menyuburkan syiar Islam di kalangan masyarakat Dusun Bungkul.


Pemateri pada acara tersebut, Bu Nyai Adawiyah, seorang sosok yang dihormati dan dikenal luas di Kecamatan Margomulyo, hadir dengan penuh hikmat. Beliau adalah pengurus MUI Desa Sumberjo yang aktif di bidang Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Hubungan Antar Umat Beragama. Dalam tausiyahnya, Bu Nyai Adawiyah membahas tentang keutamaan dan kekuatan doa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tutur kata yang lembut namun mengena, beliau menyampaikan bahwa doa bukan sekadar permohonan, tetapi juga cermin ketulusan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya.


"Doa adalah senjata orang beriman," tutur Bu Nyai Adawiyah mengawali tausiyahnya. Ia menjelaskan bagaimana doa mampu menjadi jalan keluar dari segala permasalahan, menjadi pelipur lara dalam kesulitan, dan menjadi pengikat erat antara manusia dengan Sang Pencipta. Setiap untaian doa yang dipanjatkan, lanjutnya, adalah bentuk pengakuan atas kelemahan manusia dan keagungan Allah SWT.


Suasana masjid yang dipenuhi dengan jamaah yang khusyuk mendengarkan setiap kata dari Bu Nyai Adawiyah, semakin menambah kekhidmatan acara tersebut. Tidak hanya sekadar mendengar, jamaah juga diajak untuk merenungi dan mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dalam doa, menjadikan doa sebagai pengiring langkah dalam kehidupan.


Acara yang berlangsung hingga pukul 15.00 WIB itu ditutup dengan doa bersama, dipimpin oleh salah satu tokoh agama setempat. Doa yang mengalir dengan penuh keikhlasan dari seluruh jamaah menandakan puncak dari kegiatan TURBA ini, mengukuhkan harapan agar keberkahan dan rahmat Allah senantiasa tercurah bagi seluruh umat.


Kegiatan TURBA ini bukan hanya sekadar tausiyah, tetapi juga menjadi momentum penting dalam memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat Dusun Bungkul. Semangat kebersamaan yang terpancar dalam setiap tatapan, sapaan, dan langkah yang terayun menuju masjid, menjadi bukti nyata bahwa di dalam doa, terdapat kekuatan yang mampu menyatukan hati-hati yang berbeda.


Dengan berakhirnya acara tersebut, para jamaah pulang dengan hati yang lebih tenang dan pikiran yang tercerahkan, membawa pulang pesan-pesan mulia dari Bu Nyai Adawiyah yang akan terus terpatri dalam ingatan mereka. Sebuah sore yang tak hanya memupuk keimanan, tetapi juga mengukir kebersamaan yang tulus di antara warga Dusun Bungkul, dalam bingkai indah ukhuwah dan keberkahan doa.


MUIMMedia

Share:

"Malam Syukur: Merajut Semangat Kemerdekaan di Bawah Langit Margomulyo"


www.muimargomulyo.or.id || Margomulyo - Jumat, 16 Agustus 2024, Masjid Besar Al-Ikhlas di Kecamatan Margomulyo menjadi saksi dari sebuah acara yang penuh makna dan khidmat, yaitu Malam Tasyakuran Kemerdekaan Ke-79. Acara yang berlangsung dari pukul 19.30 hingga 21.30 ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan masyarakat setempat.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Kapolsek Margomulyo, Danposramil Margomulyo, Asper Kedawak Utara, Koordinator Pengawas Pendidikan, Asper Kates, Kepala Puskesmas Margomulyo, Kepala KUA Margomulyo beserta Penyuluh Agama Islam, Kepala Desa se-Kecamatan Margomulyo, Ketua MWC NU, Ketua MUI, tokoh agama dari masing-masing desa, serta Takmir Masjid Besar Al-Ikhlas Margomulyo.

Acara yang dipandu oleh MC Ustadz Syaifudin ini dimulai dengan Sujud Syukur yang dipimpin oleh Bapak Syamsul Idzom. Kemudian, Bapak Agung selaku panitia memberikan sambutan yang penuh semangat dan harapan. Sambutan dari Camat Margomulyo, Bapak Ahmad Bustanul Arifin, S.STP., MM., juga menambah semarak acara. Beliau mengapresiasi terselenggaranya acara ini dan berharap semangat kemerdekaan terus terjaga di hati masyarakat.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan Tahlil yang dipimpin oleh Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua MUI Margomulyo. Suasana semakin khidmat ketika Kiyai Rosyyidi Rois Syuriyah MWCNU Margomulyo memimpin doa penutup, memohon keberkahan dan keselamatan bagi seluruh masyarakat.

Malam Tasyakuran Kemerdekaan Ke-79 ini tidak hanya menjadi momen untuk mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga sebagai ajang mempererat silaturahmi dan memperkuat rasa kebersamaan di antara warga Kecamatan Margomulyo. Semoga semangat kemerdekaan ini terus menyala dan membawa kebaikan bagi kita semua.

Acara Malam Tasyakuran Kemerdekaan Ke-79 di Masjid Besar Al-Ikhlas Margomulyo juga menjadi ajang refleksi bagi masyarakat. Dalam sambutannya, Bapak Agung selaku panitia menekankan pentingnya menjaga semangat kemerdekaan dan meneruskan perjuangan para pahlawan dengan cara yang relevan di masa kini. Beliau mengajak seluruh hadirin untuk terus berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan daerah.

Sambutan dari Camat Margomulyo, Bapak Ahmad Bustanul Arifin, S.STP., MM., juga memberikan motivasi bagi masyarakat. Beliau mengapresiasi kerja keras panitia dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini. "Semangat kemerdekaan harus terus kita jaga dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita bersama-sama membangun Margomulyo menjadi lebih baik," ujarnya.

Kegiatan Tahlil yang dipimpin oleh Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua MUI Margomulyo, menambah kekhidmatan acara. Doa-doa yang dipanjatkan mengingatkan hadirin akan pentingnya bersyukur dan memohon perlindungan serta keberkahan dari Allah SWT. 

Doa penutup yang dipimpin oleh Kiyai Rosyyidi Rois Syuriyah MWCNU Margomulyo menjadi momen yang sangat menyentuh. Dalam doanya, beliau memohon agar seluruh masyarakat Margomulyo selalu diberikan kesehatan, keselamatan, dan kemudahan dalam menjalani kehidupan. 

Acara ini tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga sebagai sarana introspeksi dan penguatan spiritual bagi masyarakat. Kehadiran berbagai tokoh penting dan masyarakat setempat menunjukkan betapa kuatnya rasa kebersamaan dan gotong royong di Kecamatan Margomulyo. Semoga semangat ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.



MUIMMedia

Share:

"Menjaga Asa di Malam Selasa Pahing: Ketulusan Berkhidmah dan Melawan Racun Zaman"


Senin malam, 12 Agustus 2024, Masjid Al-Ikhlas yang terletak di Dusun Matar, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, menjadi saksi dari sebuah acara penuh makna. Pengajian Rutin Malam Selasa Pahing yang diinisiasi oleh Jamaah Masjid Al-Ikhlas kali ini bertransformasi menjadi momen yang sarat dengan tausiyah dan pencerahan. Acara yang berlangsung dari pukul 20.00 hingga 22.00 ini dihadiri oleh segenap jamaah Masjid Al-Ikhlas, tokoh agama, dan masyarakat setempat.


Pada kesempatan tersebut, Bapak Jumari, selaku perwakilan panitia sekaligus Ketua LazisNU Ranting Ngelo, menyampaikan apresiasinya terhadap terselenggaranya acara ini. "Kehadiran kita malam ini bukan hanya sebagai bentuk pengabdian, tetapi juga sebagai wujud kepedulian terhadap masa depan generasi dan tatanan sosial di masyarakat kita," ujarnya dengan penuh semangat.


Acara yang digagas oleh Jamaah Masjid Al-Ikhlas ini mencapai puncaknya dengan tausiyah yang dibawakan oleh Bapak Kiyai Paniran, seorang tokoh yang dikenal luas sebagai Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Kecamatan Margomulyo. Dalam tausiyahnya, Kiyai Paniran mengangkat tema keikhlasan dan istiqomah dalam berkhidmah kepada umat. Beliau menekankan bahwa keikhlasan adalah fondasi utama dalam setiap amal, sementara istiqomah adalah penopang agar amal tersebut tetap berkelanjutan dan membawa manfaat yang nyata.


Tak hanya itu, Kiyai Paniran juga menyoroti isu-isu krusial yang tengah menggerogoti masyarakat, terutama bahaya JUDI Online (JUDOL) dan narkoba. "Kedua ancaman ini tidak hanya merusak generasi muda, tetapi juga menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial yang kita bangun bersama dengan susah payah," tegasnya.


Dengan penyampaian yang lugas namun penuh dengan kedalaman makna, Kiyai Paniran mengajak seluruh jamaah untuk bersama-sama menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman-ancaman tersebut. Beliau menekankan pentingnya peran serta seluruh elemen masyarakat dalam membentengi diri dan lingkungan dari pengaruh negatif yang dapat merusak moral dan masa depan bangsa.


Acara yang berlangsung dengan khidmat ini tidak hanya menjadi sarana penyampaian ilmu, tetapi juga menjadi momen introspeksi bagi setiap jamaah yang hadir. Keikhlasan, istiqomah, serta kewaspadaan terhadap bahaya JUDI Online dan narkoba, menjadi pesan kuat yang diusung dalam pengajian kali ini, menggugah kesadaran kolektif untuk terus berjuang dalam menjaga kemaslahatan umat.

Share:

Menggali Syukur dan Memperkuat Iman Melalui Pemahaman Al-Qur'an

Ngelo, 11 Agustus 2024 – MT Al-Hidayah Dusun Jeruk, Desa Ngelo, menyelenggarakan kegiatan TURBA (Tausiyah Rutin Bersama) pada hari Minggu, 11 Agustus 2024. Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB ini berlangsung dengan khidmat dan penuh antusiasme hingga selesai, dihadiri oleh seluruh anggota MT Al-Hidayah yang dengan semangat mengikuti rangkaian kegiatan tersebut.

Acara ini menjadi momen penting bagi pengembangan spiritual dan pengetahuan keagamaan komunitas setempat. Bapak Paniran, Ketua MUI Desa Ngelo Kecamatan Margomulyo, hadir sebagai pemateri utama dengan menyampaikan kajian yang mendalam dan relevan bertema "Memperbanyak Rasa Syukur atas Nikmat yang Diberikan Allah, Khususnya Kemampuan Membaca Al-Qur'an."

Dalam pemaparannya, Bapak Paniran menekankan pentingnya bersyukur atas setiap nikmat yang Allah berikan, terutama kemampuan membaca dan memahami Al-Qur'an. Beliau menggarisbawahi bahwa membaca Al-Qur'an bukan hanya kewajiban rutin, melainkan sebuah anugerah ilahi yang harus dihargai dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran dalam Al-Qur'an, umat Islam dapat memperdalam iman mereka sekaligus meningkatkan kualitas hidup spiritual dan sosial.

Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh seluruh peserta. Para anggota MT Al-Hidayah aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab, berusaha menggali lebih dalam materi yang telah disampaikan oleh Bapak Paniran. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang bagi anggota untuk saling berbagi pengalaman serta mempererat ukhuwah Islamiyah di antara mereka.

Acara ditutup dengan doa bersama, yang dipimpin oleh Bapak Paniran, memohon agar Allah senantiasa memberkahi dan membimbing setiap langkah anggota MT Al-Hidayah dalam memahami dan mengamalkan Al-Qur'an. Harapan besar bahwa kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi anggota untuk terus meningkatkan kualitas ibadah mereka dan memperbanyak rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah limpahkan.

Dengan suksesnya pelaksanaan kegiatan TURBA ini, MT Al-Hidayah kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan spiritual dan pemahaman keagamaan komunitasnya. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari upaya pemberdayaan umat melalui pendidikan agama yang mendalam dan menyeluruh, yang diharapkan dapat memperkokoh iman dan kualitas hidup spiritual masyarakat Dusun Jeruk.


FKPAIMedia

Share:

"Membangun Ketahanan Sosial: Tausiyah MUI Desa Ngelo Serukan Pentingnya Guyub Rukun Hadapi Ancaman Judi Online dan Narkoba"

Pada hari Ahad, 11 Agustus 2024, kegiatan Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) MUI Desa Ngelo kembali dilaksanakan dengan penuh khidmat di Musholla An-Nur Ngasem, Dusun Jeruk, Desa Ngelo. Acara yang dimulai pukul 19.30 hingga 21.00 WIB ini dihadiri oleh segenap jamaah Majelis Taklim An-Nur serta warga setempat, yang berbondong-bondong datang untuk mengikuti tausiyah yang telah menjadi agenda rutin tersebut.


Kegiatan kali ini menghadirkan Bapak Paniran, seorang Penyuluh Agama Islam dari KUA Kecamatan Margomulyo, sebagai pemateri. Dalam tausiyahnya, beliau mengangkat tema yang sangat relevan dan mendesak, yakni "Urgensi Guyub Rukun dalam Masyarakat yang Majemuk guna Membentengi dari Dampak Negatif Judi Online dan Bahaya Narkoba."


Di hadapan jamaah, Bapak Paniran menyampaikan betapa pentingnya menjaga kerukunan dan kekompakan dalam masyarakat, terutama di tengah kondisi sosial yang semakin kompleks dan beragam. Menurut beliau, guyub rukun bukan hanya sekadar semboyan, tetapi sebuah keharusan untuk membangun benteng sosial yang kuat dalam menghadapi ancaman yang mengintai, seperti maraknya judi online dan penyalahgunaan narkoba yang semakin meresahkan.


Bapak Paniran juga menekankan bahwa peran aktif masyarakat dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan dan saling peduli sangat krusial untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman. Beliau mengingatkan bahwa tantangan-tantangan ini tidak dapat diatasi sendirian, melainkan memerlukan upaya kolektif dari seluruh elemen masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak jamaah dan warga untuk selalu bersinergi, memperkuat komunikasi, dan saling mengingatkan agar tidak terjerumus dalam godaan-godaan yang dapat merusak tatanan sosial dan moral.


Acara TURBA ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Paniran, memohon kepada Allah SWT agar senantiasa memberikan kekuatan dan keteguhan iman kepada seluruh masyarakat Desa Ngelo, sehingga dapat terhindar dari segala bentuk kemaksiatan dan senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Para jamaah yang hadir tampak antusias dan menyimak dengan penuh perhatian, menyadari pentingnya pesan-pesan yang disampaikan dalam tausiyah tersebut. 


Dengan berakhirnya acara ini, diharapkan nilai-nilai guyub rukun yang telah ditekankan dalam tausiyah dapat terus terjaga dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, demi terciptanya masyarakat yang harmonis dan bebas dari dampak negatif judi online serta bahaya narkoba.


FKPKPAIMedia

Share:

"Meniti Cahaya Nurani: Menggugah Kesadaran dari Bahaya yang Mengintai Generasi"

Bapak Eko Sunarno Bendahara Umum MUI Kecamatan Margomulyo

Margomulyo, 9 Agustus 2024 – Dalam suasana khidmat dan penuh kebersamaan, Pengajian Rutin Majelis Taklim (MT) Nurul Hidayah Kaligede Desa Meduri kembali digelar di Mushola Nurul Jannah pada hari Jumat, 9 Agustus 2024. Kegiatan ini diselenggarakan atas inisiatif pengurus MT Nurul Hidayah dan berlangsung mulai pukul 13.00 hingga selesai, dengan dihadiri oleh seluruh anggota MT, termasuk Ibu Kepala Dusun Kaligede, istri dari perangkat dusun RT, RW, serta para anggota Fatayat NU.

Pengajian kali ini menjadi istimewa dengan hadirnya Bapak Eko Sunarno, Bendahara Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Margomulyo, sebagai pembicara utama. Dalam ceramahnya, beliau menyoroti berbagai isu penting yang tengah dihadapi masyarakat, dengan penekanan khusus pada dampak buruk pernikahan dini pada anak-anak.

Bapak Eko Sunarno menjelaskan bahwa pernikahan dini, selain melanggar hukum, juga memiliki dampak serius terhadap perkembangan fisik dan psikologis anak. “Anak-anak yang menikah di usia terlalu muda cenderung menghadapi berbagai masalah, mulai dari kesehatan reproduksi, rendahnya pendidikan, hingga ketidakstabilan emosional. Ini semua berdampak pada masa depan mereka dan kualitas generasi mendatang,” tegasnya.

Selain itu, beliau juga mengingatkan para jamaah tentang ancaman judi online dan peredaran narkoba yang semakin mengkhawatirkan. Dalam pandangannya, kedua hal ini tidak hanya merusak moralitas individu, tetapi juga menghancurkan tatanan sosial dan keagamaan. “Judi online dan narkoba adalah musuh bersama yang harus kita lawan dengan serius. Mereka tidak hanya merusak pelakunya, tetapi juga mempengaruhi lingkungan keluarga dan masyarakat secara luas,” ungkap Bapak Eko Sunarno.

Pengajian ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat akan pentingnya menjaga anak-anak dari bahaya pernikahan dini, serta semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman judi online dan narkoba. Partisipasi aktif dari para ibu-ibu anggota MT, perangkat desa, dan anggota Fatayat NU menjadi bukti bahwa pengajian ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah upaya nyata untuk memperkuat ketahanan moral dan spiritual masyarakat Kaligede.

Acara berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme, diakhiri dengan doa bersama demi kebaikan dan keselamatan seluruh warga. Kehadiran tokoh-tokoh penting dan dukungan penuh dari masyarakat menjadi kekuatan tersendiri bagi keberlanjutan pengajian rutin ini, yang tidak hanya menjadi ajang menimba ilmu, tetapi juga membangun solidaritas sosial dalam menghadapi tantangan zaman.

Setelah Bapak Eko Sunarno menyampaikan ceramahnya yang menggugah kesadaran jamaah, diskusi terbuka pun dimulai. Para anggota Majelis Taklim (MT) dan tamu undangan yang hadir tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertanya lebih dalam mengenai isu-isu yang telah disampaikan. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana cara terbaik mencegah pernikahan dini di kalangan remaja, terutama di desa-desa yang sering kali terpengaruh oleh tradisi dan tekanan sosial.

Bapak Eko Sunarno menjawab dengan menekankan pentingnya pendidikan dan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak. “Orang tua harus menjadi teladan dan memberikan pemahaman yang benar tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka. Selain itu, perlu ada upaya bersama dari tokoh masyarakat dan lembaga keagamaan untuk mengedukasi dan memberikan bimbingan kepada para remaja, agar mereka bisa mengambil keputusan yang bijak mengenai masa depan mereka,” paparnya.


Diskusi kemudian bergulir ke topik judi online dan narkoba, yang menurut para jamaah menjadi masalah yang semakin sulit dihindari, terutama di kalangan anak muda. Beberapa anggota Fatayat NU mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap maraknya akses mudah ke platform judi online, yang sering kali menjebak remaja dalam lingkaran kecanduan dan utang. Mereka juga menyoroti peran media sosial dalam menyebarluaskan konten-konten negatif yang mendorong penggunaan narkoba.


Menanggapi hal ini, Bapak Eko Sunarno menyerukan pentingnya pengawasan dan peran aktif keluarga dalam mengontrol penggunaan internet dan media sosial oleh anak-anak mereka. “Pengawasan ini bukan berarti membatasi kreativitas mereka, tetapi lebih kepada melindungi mereka dari pengaruh negatif yang merusak. Selain itu, masyarakat harus proaktif melaporkan kegiatan-kegiatan yang mencurigakan kepada pihak berwenang agar bisa segera ditangani,” jelasnya.


Kehadiran Ibu Kepala Dusun Kaligede dan perangkat dusun lainnya dalam pengajian ini juga memberikan sinyal positif bahwa pemerintah desa mendukung penuh upaya pencegahan dan penanggulangan masalah-masalah sosial tersebut. Mereka berjanji akan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk MUI dan lembaga keagamaan lainnya, untuk mengadakan lebih banyak kegiatan edukatif dan preventif di desa.


Pada akhir acara, seluruh peserta pengajian bersama-sama merumuskan beberapa langkah konkret yang akan diambil sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini. Di antaranya adalah penguatan program bimbingan remaja yang akan digelar secara berkala, peningkatan sosialisasi bahaya pernikahan dini, judi online, dan narkoba, serta pendirian posko pengaduan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan atau informasi lebih lanjut terkait masalah-masalah tersebut.


Kegiatan pengajian ditutup dengan penuh harapan, bahwa melalui sinergi dan kerja sama yang kuat antara masyarakat, pemerintah desa, dan tokoh-tokoh agama, Desa Kaligede dapat menjadi benteng yang kokoh dalam melindungi generasi muda dari berbagai ancaman yang ada. Semangat kebersamaan dan kepedulian yang terbangun dalam pengajian ini diharapkan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan di masa mendatang.


MUIMMedia

Share:

"Malam Penuh Hikmah: Menapaki Cahaya Keimanan di Rutinan Malam Jum'at Legi"

 

Ngelo, 1 Agustus 2024 – Malam Jum’at Legi di Aula Matawali Jipangulu, Desa Ngelo, menjadi ajang berkumpulnya para tokoh agama dan masyarakat dalam Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) MUI Kecamatan Margomulyo yang diadakan oleh Majelis Taklim Wal Istighotsah (MATAWALI) Rohmatan Lil ‘Alamin Jipangulu. Acara yang dimulai pada pukul 20.30 WIB dan berakhir sekitar pukul 23.45 WIB ini dihadiri oleh semua anggota dan pengurus Matawali dari Blora dan Bojonegoro, perangkat Desa Ngelo, tokoh NU Ranting Ngelo, serta tokoh masyarakat setempat.

Acara dibuka dengan pembacaan Sholawat Bilqiyam yang diikuti oleh seluruh jamaah, menciptakan suasana khidmat dan penuh berkah. Selanjutnya, kajian rutin yang mengangkat kitab Ayyuhal Walah karya Imam Al-Ghozali dipaparkan oleh Kiyai Badrun Ketua MUI Kecamatan Margomulyo. Kajian ini menjadi momen penting untuk memperdalam pemahaman agama dan memperkuat iman.

Setelah kajian, acara dilanjutkan dengan Mujadah Istighotsah Rohmatan Lil ‘Alamin, yang dipimpin langsung oleh Kiyai Badrun. Moment istighotsah ini menandai puncak acara, memberikan kesempatan kepada jamaah untuk memohon doa dan rahmat Allah SWT.

Sebagai bagian dari kegiatan, dilakukan pula ziyaroh ke Maqom Waliyulloh Mbah Santri, seorang santri Sunan Kudus yang diutus untuk menyebarkan Islam di Bumi Jipangulu dan sekitarnya. Ziyaroh ini menjadi refleksi dan penghormatan terhadap perjuangan para ulama terdahulu.

Dalam tausiyahnya, Kiyai Badrun Sulaiman menyampaikan pesan penting mengenai bahaya yang dihadapi umat di zaman akhir ini. Beliau menyoroti empat hal utama yang sering menjadi andalan sebagian orang, namun justru bisa menjadi sumber bahaya:

  1. Mengandalkan Dirham dan Dinar: Ketergantungan pada uang sebagai jaminan kesejahteraan hidup.
  2. Mengandalkan Harta dan Kekuasaan: Menjadikan kekayaan dan kekuasaan sebagai tolak ukur utama keberhasilan.
  3. Mengandalkan Pekerjaan dan Keahlian: Terlalu fokus pada profesi dan keahlian sebagai sumber utama kestabilan hidup.
  4. Mengandalkan Makhluq Sesama: Bergantung pada manusia lainnya dalam setiap aspek kehidupan.

Kiyai Badrun menegaskan bahwa terlalu berlebihan mengandalkan hal-hal tersebut dapat mengakibatkan seseorang lupa akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini. Selain itu, beliau juga mengingatkan tentang bahaya judi online dan peredaran narkoba yang dapat merusak kehidupan rumah tangga dan masyarakat.

Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan kesadaran akan pentingnya berpegang teguh pada ajaran agama serta menjaga diri dari berbagai bentuk kemaksiatan.


Kiyai Badrun juga menekankan bahwa dalam menghadapi tantangan zaman modern, umat Islam harus lebih cermat dan bijaksana dalam memanfaatkan harta dan kekuasaan. Beliau mendorong para jamaah untuk selalu mengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini hanya sementara dan merupakan amanah dari Allah SWT. Dengan demikian, sikap ketergantungan yang berlebihan pada materi atau kekuasaan dapat menjauhkan seseorang dari kesadaran akan kekuasaan dan kebesaran Allah.


Di samping itu, Kiyai Badrun juga membahas dampak negatif dari judi online dan peredaran narkoba, yang menurutnya bukan hanya merusak individu tetapi juga merusak tatanan sosial dan kehidupan rumah tangga. Beliau mengingatkan bahwa kedua hal ini dapat mengakibatkan kerusakan moral dan spiritual, yang pada gilirannya berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Kiyai Badrun menyerukan kepada seluruh jamaah untuk bersama-sama melawan praktik-praktik tersebut dengan meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang bahaya yang ditimbulkan.


Sebagai penutup, Kiyai Badrun mengajak seluruh hadirin untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan saling mendukung dalam menjalankan ajaran agama dengan penuh keikhlasan. Beliau berharap, melalui kegiatan seperti TURBA ini, masyarakat dapat semakin solid dalam menjaga keimanan dan ketakwaan, serta mempererat tali persaudaraan di tengah-tengah komunitas.


Acara yang berakhir dengan doa bersama ini diharapkan memberikan dampak positif bagi seluruh peserta dan masyarakat sekitar, serta menjadi sarana untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah serta kehidupan sehari-hari. Semoga semangat yang diperoleh dari Tausiyah Rutin Bersama ini dapat terus membimbing dan memberikan manfaat bagi umat.

Share:

"Cahaya Ilmu di Balai Desa Ngelo: Menelusuri Jejak Kebaikan dalam Tausiyah Rutin Bersama MUI Kecamatan Margomulyo"


Ngelo, 2 Agustus 2024Rangkaian acara Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) yang diadakan oleh Muslimat NU Ranting Ngelo berlangsung dengan khidmat pada hari Jumat, 2 Agustus 2024. Bertempat di Balai Desa Ngelo, acara ini dimulai pukul 13.00 dan berakhir sekitar 15.30 WIB, dihadiri oleh seluruh anggota dan pengurus Muslimat NU Ranting Ngelo.

Acara puncak TURBA kali ini menghadirkan Bapak Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua MUI Kecamatan Margomulyo, sebagai penceramah utama. Dalam tausiyahnya, Kiyai Badrun membahas kajian mendalam tentang Kitab *Wasiyatul Mustofa*. Beliau menguraikan tiga tanda orang yang sholeh sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari. Tiga ciri tersebut adalah: memperbaiki hubungan dengan Allah melalui amal saleh, memperbaiki agama dengan amal perbuatan, dan menunjukkan kerelaan terhadap orang lain sebagaimana kerelaan terhadap diri sendiri.

Selain itu, Kiyai Badrun juga menyampaikan pesan penting mengenai bahaya judi online dan peredaran narkoba yang dapat merusak kehidupan rumah tangga. Peringatan tersebut menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat kesadaran dan komitmen anggota masyarakat dalam menjaga keharmonisan keluarga dan lingkungan.

Acara ini diakhiri dengan diskusi interaktif antara penceramah dan peserta, di mana banyak anggota masyarakat aktif mengajukan pertanyaan dan berdiskusi mengenai topik yang dibahas. Tausiyah Rutin Bersama ini menjadi momen penting dalam mempererat silaturahmi dan meningkatkan pemahaman keagamaan di kalangan warga Ngelo.

Selama acara berlangsung, suasana di Balai Desa Ngelo dipenuhi oleh semangat kebersamaan dan keinginan untuk meningkatkan kualitas iman dan amal. Pencerahan yang diberikan oleh Kiyai Badrun tidak hanya memberikan wawasan spiritual, tetapi juga menambah pengetahuan praktis tentang cara menghadapi tantangan zaman modern, khususnya yang berkaitan dengan perilaku negatif seperti judi online dan narkoba.

Peserta acara menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan aktif mengikuti setiap sesi tausiyah dan berinteraksi dalam tanya jawab. Beberapa peserta mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat dan berharap acara semacam ini dapat terus berlanjut untuk memperkuat iman dan membangun komunitas yang lebih baik.

Dalam penutup acara, pengurus Muslimat NU Ranting Ngelo menyampaikan apresiasi kepada Kiyai Badrun Sulaiman atas materi tausiyah yang sangat inspiratif dan bermanfaat. Mereka juga berterima kasih kepada seluruh anggota dan pengurus yang telah hadir dan berpartisipasi aktif.

Acara TURBA kali ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Ngelo, serta menjadi contoh bagi kegiatan serupa di masa mendatang. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk terus belajar, diharapkan setiap individu dapat menerapkan nilai-nilai yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih baik dan harmonis.
 

Share:

TURBA MUI Kecamatan Margomulyo di Masjid Al-Amin: Istiqomah dan Bahaya Judi Online serta Narkoba Menjadi Fokus Utama

(Gunowo Abdul Ghofur Wakil Ketua MUI Kecamatan Margomulyo).

Margomulyo, 4 Agustus 2024 – Majelis Taklim Al-Amin Desa Kaligede kembali menjadi tuan rumah pelaksanaan Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Margomulyo. Acara yang berlangsung pada Ahad, 4 Agustus 2024 ini, digelar mulai pukul 13.00 hingga 15.00 di Masjid Al-Amin, Kaligede Desa Margomulyo.

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh jamaah Masjid Al-Amin, anggota Muslimat dan Fatayat Nahdlatul Ulama, tokoh masyarakat, serta warga Dusun Kaligede. Kehadiran mereka menunjukkan antusiasme dan semangat kebersamaan dalam menjalankan ibadah dan mendalami ilmu agama.

Majelis Taklim Al-Amin, sebagai inisiator acara, berhasil mengumpulkan berbagai elemen masyarakat dalam satu kegiatan yang penuh hikmah dan manfaat. Acara dibuka dengan rangkaian kegiatan pengajian dan dilanjutkan dengan sesi tausiyah yang menghadirkan beberapa pembicara ternama di lingkungan Kecamatan Margomulyo.

Sebagai penutup dari rangkaian TURBA, Bapak Gonowo Abdul Ghofur, yang juga dikenal dengan sapaan akrab Ndan Ghofur, Wakil Ketua MUI Kecamatan Margomulyo, menyampaikan Mauidzoh Hasanah. Dalam ceramahnya, beliau menekankan pentingnya istiqomah atau konsistensi dalam beribadah. Menurutnya, istiqomah harus dilakukan dengan tiga aspek utama: istiqomah bil lisan (konsistensi dalam perkataan), istiqomah bil janani (konsistensi dalam tindakan), dan istiqomah bin nafsi (konsistensi dalam hati).

Ndan Ghofur juga menyoroti bahaya judi online dan peredaran narkoba yang semakin marak dan merusak tatanan kehidupan masyarakat. Beliau mengingatkan bahwa judi online tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga membawa dampak buruk bagi moral dan kehidupan sosial. Demikian pula, peredaran narkoba yang tidak hanya menghancurkan masa depan generasi muda, tetapi juga menimbulkan kerusakan yang luar biasa dalam struktur keluarga dan masyarakat.

Dengan gaya bicara yang lugas dan penuh semangat, Ndan Ghofur berhasil menyampaikan pesan-pesan moral yang mendalam. Beliau mengajak seluruh jamaah untuk terus berpegang teguh pada ajaran agama dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan yang dapat merusak diri dan lingkungan sekitar.

TURBA di Masjid Al-Amin kali ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperdalam ilmu agama, tetapi juga sebagai momentum untuk memperkuat silaturahmi dan kebersamaan antarwarga Dusun Kaligede. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan, baik dalam peningkatan kualitas ibadah maupun dalam menjaga harmonisasi kehidupan bermasyarakat.

Dengan suksesnya acara ini, Majelis Taklim Al-Amin sekali lagi membuktikan perannya sebagai salah satu pilar penting dalam penyebaran dakwah Islam di Desa Margomulyo. Semoga kegiatan semacam ini terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh umat.

Share:

TURBA MUI Margomulyo Pada Majelis Taklim Al-Amin: Pentingnya Istiqomah dalam Khidmah dan Bahaya Judi Online


Kaligede, MargomulyoPada Ahad, 4 Agustus 2024, Majelis Taklim Al-Amin menyelenggarakan kegiatan Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) yang dipandu oleh Bapak Miran, QR. M.Pd.I., anggota Dewan Penasehat MUI Kecamatan Margomulyo. Acara ini berlangsung di Masjid Al-Amin Kaligede, Desa Margomulyo, mulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB.

Kegiatan TURBA ini dihadiri oleh seluruh jamaah Masjid Al-Amin, termasuk anggota Muslimat dan Fatayat NU, tokoh masyarakat, serta warga Dusun Kaligede. Inisiatif dari Majelis Taklim Al-Amin ini bertujuan untuk memperkuat tali silaturahmi sekaligus memberikan pembinaan spiritual kepada masyarakat.

Dalam tausiyahnya, Bapak Miran menyampaikan berbagai hal penting yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Beliau menekankan pentingnya istiqomah dalam khidmah kepada umat dan keikhlasan dalam berdakwah. "Istiqomah adalah kunci dalam menjaga konsistensi ibadah dan pelayanan kepada umat. Tanpa keikhlasan, segala amal ibadah akan kehilangan nilai di sisi Allah," ujar Bapak Miran.

Selain itu, Bapak Miran juga mengangkat isu yang tengah menjadi perhatian serius, yaitu bahaya judi online dan peredaran narkoba. Beliau menjelaskan bahwa kedua hal tersebut memiliki dampak yang sangat merusak tatanan kehidupan masyarakat. "Judi online bukan hanya menguras harta, tetapi juga menghancurkan moral dan merusak hubungan keluarga. Begitu pula dengan narkoba, yang tidak hanya merusak kesehatan individu, tetapi juga memporak-porandakan masa depan generasi muda," tegasnya.

Pesan-pesan yang disampaikan oleh Bapak Miran diharapkan dapat menjadi pengingat dan motivasi bagi jamaah untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap ancaman-ancaman yang dapat merusak tatanan kehidupan bermasyarakat. Acara ini ditutup dengan doa bersama, memohon kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kekuatan dan keikhlasan dalam menjalankan khidmah kepada umat, serta dijauhkan dari segala bentuk kemaksiatan.

Kegiatan seperti ini sangat penting untuk terus dilaksanakan sebagai upaya dalam membentengi masyarakat dari pengaruh negatif yang dapat merusak moral dan akhlak. Semoga Majelis Taklim Al-Amin dan kegiatan-kegiatan serupa dapat terus berjalan dan memberikan manfaat yang besar bagi umat.


MUIMMedia

Share:

TURBA MUI Margomulyo: Tausiyah Rutin di Majelis Taklim An-Nur Dusun Jeruk oleh Kiyai Paniran


Pada Ahad, 4 Agustus 2024, Majelis Taklim An-Nur Dusun Jeruk Desa Ngelo menjadi saksi pelaksanaan kegiatan Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Margomulyo. Acara ini dihelat mulai pukul 17.30 hingga 21.00 di Musholla An-Nur, dan dihadiri oleh seluruh jamaah Musholla, tokoh masyarakat, serta warga Dusun Jeruk.

Inisiasi kegiatan ini dilakukan oleh Majelis Taklim An-Nur Dusun Jeruk Ranting Ngelo, dengan tujuan mempererat silaturahmi antar jamaah dan meningkatkan pengetahuan keagamaan. Acara ini menghadirkan Kiyai Paniran, Ketua MUI Desa Ngelo Kecamatan Margomulyo, sebagai pemateri utama. Dalam tausiyahnya, Kiyai Paniran menyampaikan beberapa hal penting yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.

Keutamaan Belajar Al-Qur'an

Kiyai Paniran mengawali tausiyah dengan membahas pentingnya dan keutamaan belajar Al-Qur'an. Beliau menekankan bahwa Al-Qur'an adalah pedoman hidup bagi umat Islam yang harus dipelajari, dipahami, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. "Dengan mempelajari Al-Qur'an, kita akan mendapatkan petunjuk dan hikmah yang dapat menuntun kita menuju jalan yang benar," ujar Kiyai Paniran. Beliau juga mengajak seluruh jamaah untuk rutin mengaji dan mengkaji Al-Qur'an agar senantiasa mendapatkan keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT.

Bahaya Judi Online

Selain itu, Kiyai Paniran juga mengangkat isu penting mengenai bahaya judi online yang semakin merajalela di kalangan masyarakat. Beliau menyampaikan bahwa judi online tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga dapat menghancurkan moral dan kehidupan sosial seseorang. "Judi online adalah penyakit masyarakat yang harus diberantas. Ia menghancurkan ekonomi keluarga, memicu konflik rumah tangga, dan dapat membawa seseorang pada kehancuran," tegas Kiyai Paniran. Beliau mengajak jamaah untuk menjauhi segala bentuk perjudian dan saling mengingatkan satu sama lain akan bahayanya.

Peredaran Narkoba

Topik terakhir yang disampaikan oleh Kiyai Paniran adalah mengenai peredaran narkoba yang kian mengkhawatirkan. Beliau menyoroti bahwa narkoba adalah ancaman serius bagi generasi muda dan masa depan bangsa. "Narkoba merusak fisik, mental, dan moral seseorang. Kita harus bersatu padu dalam memerangi peredaran narkoba demi menjaga generasi muda kita," imbuh Kiyai Paniran. Ia juga menekankan pentingnya peran orang tua dan masyarakat dalam mengawasi dan membimbing anak-anak agar terhindar dari pengaruh buruk narkoba.

Acara TURBA ini diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Kiyai Paniran, memohon kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan petunjuk dan kekuatan dalam menghadapi segala tantangan kehidupan. Seluruh jamaah pun merasa sangat terinspirasi dan termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan mereka.

Kegiatan seperti ini diharapkan dapat terus dilaksanakan secara rutin untuk menjaga silaturahmi dan meningkatkan pemahaman agama di kalangan masyarakat. Semoga dengan adanya tausiyah rutin ini, warga Dusun Jeruk dapat semakin kuat dalam menjalankan ajaran Islam dan terhindar dari berbagai pengaruh negatif yang dapat merusak kehidupan mereka.

Share:

TURBA MUI Kecamatan Margomulyo di Dusun Jeruk: Menjaga Harmoni Melalui Tausiyah Rutin



Dusun Jeruk, 4 Agustus 2024 – Dalam upaya mempererat ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan pemahaman keagamaan, Majelis Taklim Muslimat NU Anak Ranting Jeruk Ranting Ngelo menggelar kegiatan Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) yang berlangsung dengan penuh hikmat pada Ahad, 4 Agustus 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Jeruk dan dihadiri oleh seluruh jamaah Muslimat NU, tokoh masyarakat, serta warga Dusun Jeruk.

Acara ini merupakan inisiatif dari Majelis Taklim Muslimat NU Anak Ranting Jeruk Ranting Ngelo yang terus berkomitmen untuk menyediakan wadah pembinaan spiritual dan intelektual bagi para anggotanya. Ketua MUI Desa Ngelo, Bapak Paniran, hadir sebagai pemateri utama dalam kegiatan ini.

Dalam tausiyahnya, Bapak Paniran menyampaikan berbagai hal penting yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Beliau mengawali dengan memaparkan keutamaan belajar Al-Qur'an, menggarisbawahi pentingnya memahami dan mengamalkan isi Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. "Belajar Al-Qur'an adalah salah satu ibadah yang sangat mulia. Al-Qur'an adalah petunjuk hidup kita, dan mempelajarinya berarti kita sedang mendekatkan diri kepada Allah SWT," ujar Bapak Paniran.

Selain itu, Bapak Paniran juga menyoroti bahaya judi online yang semakin marak di kalangan masyarakat. Beliau menjelaskan bahwa judi online tidak hanya merusak moral dan akhlak, tetapi juga dapat menghancurkan kehidupan sosial dan ekonomi seseorang. "Judi online adalah penyakit masyarakat yang harus kita perangi bersama. Ia merusak rumah tangga, menghancurkan masa depan anak-anak kita, dan menimbulkan berbagai macam masalah sosial," tegasnya.

Tidak ketinggalan, isu peredaran narkoba juga menjadi salah satu poin utama dalam tausiyah tersebut. Bapak Paniran mengajak seluruh jamaah untuk selalu waspada dan ikut serta dalam memerangi peredaran narkoba yang kini telah menyasar berbagai kalangan, termasuk anak-anak muda. "Narkoba adalah musuh kita bersama. Kita harus melindungi generasi muda dari ancaman ini dan selalu mengingatkan mereka akan bahaya yang ditimbulkan oleh narkoba," tambahnya.

Kegiatan TURBA ini mendapatkan respons positif dari seluruh jamaah yang hadir. Mereka merasa mendapatkan pencerahan dan motivasi untuk terus berbuat baik dan menjaga diri dari hal-hal yang dapat merusak akhlak dan keimanan.

Sebagai penutup, Bapak Paniran mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa memperkuat ukhuwah Islamiyah dan selalu berusaha meningkatkan kualitas diri melalui ilmu dan amal sholeh. "Mari kita bersama-sama membangun masyarakat yang berakhlak mulia, menjauhi segala bentuk kemaksiatan, dan selalu berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar," pungkasnya.

Kegiatan TURBA di Dusun Jeruk ini diharapkan dapat menjadi momentum yang berharga bagi seluruh jamaah dalam meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan, serta memperkuat semangat kebersamaan dalam menjaga harmoni dan ketentraman di tengah masyarakat.


MUIMMedia

Share:

TURBA MUI Kecamatan Margomulyo: Mengupas Urgensi Wakaf di Majelis Taklim Muslimat NU Kaligede

(Kiyai Badrun Ketua MUI Margomulyo)

Pada hari Ahad Legi, 28 Juli 2024, Majelis Taklim Muslimat NU Dusun Kaligede Desa Margomulyo menjadi pusat perhatian dengan dilaksanakannya kegiatan Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Margomulyo. Acara yang berlangsung di Masjid Al-Amin Kaligede dari pukul 12.30 hingga 14.00 ini dihadiri oleh jamaah ibu-ibu Muslimat NU dari Kaligede dan Jepang, serta tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.

Tema kajian yang diangkat dalam TURBA kali ini adalah "Urgensi Wakaf dalam Menopang Pergerakan Dakwah Islam," yang disampaikan oleh Kiyai Badrun, Ketua MUI Kecamatan Margomulyo. Dalam penyampaiannya, Kiyai Badrun menguraikan pentingnya wakaf sebagai salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlanjutan dakwah Islam. Ia menjelaskan bahwa wakaf bukan hanya sekadar pemberian harta benda, tetapi juga bentuk komitmen dan kontribusi nyata umat Islam dalam mendukung kegiatan keagamaan dan sosial.

Kiyai Badrun juga menekankan bahwa melalui wakaf, umat Islam dapat menciptakan berbagai fasilitas yang bermanfaat bagi masyarakat luas, seperti masjid, madrasah, dan pusat-pusat dakwah. "Dengan mengoptimalkan potensi wakaf, kita dapat memastikan kelangsungan program-program keagamaan dan sosial yang berdampak positif bagi umat," ujarnya.

Selain membahas tentang wakaf, Kiyai Badrun juga memaparkan tiga hal yang menjadi tanda seseorang mendapat kemuliaan di dunia dan akhirat. Pertama, Qutun Halalun (makanan yang halal), yang mengingatkan jamaah akan pentingnya menjaga kehalalan rezeki yang diperoleh dan dikonsumsi. Kedua, Mujalasatul Ulama (hadir di kajian ilmu ulama), yang menekankan pentingnya mencari ilmu dari para ulama sebagai sumber pencerahan dan petunjuk hidup. Ketiga, Sholat Ma'al Imam (shalat berjamaah), yang mengajak jamaah untuk selalu menjaga kebersamaan dalam melaksanakan ibadah shalat.

Acara TURBA di Majelis Taklim Muslimat NU Kaligede ini tidak hanya memberikan pencerahan keagamaan, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi antarjamaah dan tokoh masyarakat. Kehadiran ibu-ibu Muslimat NU dari Kaligede dan Jepang, serta tokoh masyarakat dan agama setempat, menunjukkan betapa besar antusiasme dan dukungan terhadap kegiatan keagamaan ini.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa dengan kerjasama dan dukungan semua pihak, dakwah Islam dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Semoga semangat kebersamaan dan gotong royong ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya di masa mendatang.




Reporter: De ba
Editor: MUIMMedia
Fotografer: Aries
Share:

TURBA MUI Kecamatan Margomulyo: Menggali Hikmah dan Memberdayakan Umat

Pada hari Ahad Legi, 28 Juli 2024, Masjid Ar-Rohman Jatiroto di Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, menjadi saksi pelaksanaan kegiatan Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Margomulyo. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.30 ini merupakan hasil inisiasi Pengurus NU Ranting Margomulyo dan mendapat dukungan penuh dari seluruh Badan Otonom (BANOM) NU Ranting Margomulyo.


Hadir dalam acara tersebut jajaran pengurus ranting NU dan BANOM, serta perwakilan dari Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Margomulyo, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU, PAC Fatayat NU, dan PAC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)/Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Kehadiran mereka menambah semarak dan kekhidmatan acara yang penuh dengan nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan tersebut.


Acara TURBA kali ini memiliki puncak yang istimewa dengan kehadiran Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua MUI Kecamatan Margomulyo, sebagai pembicara utama dalam sesi Mauidzoh Hasanah. Dalam ceramahnya, Kiyai Badrun menyoroti bahaya judi online dan narkoba dari perspektif keilmuan agama. Ia mengingatkan para jamaah akan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kedua hal tersebut, baik dari segi moral, sosial, maupun ekonomi.


Selain itu, Kiyai Badrun juga menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi umat melalui penguatan Aset BMTNU Margomulyo. Ia menjelaskan bahwa dengan memperkuat basis ekonomi umat, NU dapat lebih mandiri dan berdaya saing di masa mendatang. Kiyai Badrun juga memaparkan urgensi rekonstruksi Kaleng KOIN (Kotak Infaq) NU sebagai salah satu langkah konkret untuk mencapai kemandirian tersebut.


Menurut Kiyai Badrun, Kaleng KOIN NU bukan hanya sekadar alat untuk mengumpulkan infaq, tetapi juga simbol solidaritas dan kepedulian antarumat. "Dengan memperkuat sistem Kaleng KOIN, kita dapat memastikan keberlanjutan program-program sosial dan dakwah NU, serta mengurangi ketergantungan pada sumber dana eksternal," ungkapnya.


Kegiatan TURBA ini tidak hanya menjadi ajang untuk menimba ilmu agama, tetapi juga sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga NU dan memperkuat komitmen bersama dalam menghadapi tantangan zaman. Dukungan dari seluruh BANOM NU Ranting Margomulyo menunjukkan betapa solidnya organisasi ini dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan.


TURBA MUI Kecamatan Margomulyo kali ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kebersamaan dan semangat gotong-royong, kita dapat menghadapi berbagai tantangan dan mencapai kemandirian umat. Semoga kegiatan semacam ini terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.




Reporter: De ba
Editor: MUIMMedia
Fotografer: Sholeh, Andray
Share:

MUIM TV

Jumlah Pengunjung

Popular Posts

New Info

Label