Kajian Rutin di MT Baiturrohim: Mengupas Tanda-Tanda Orang yang Tidak Merugi di Akhirat


Margomulyo, Bojonegoro — Dalam suasana penuh khidmat, Kajian Rutin yang digelar di Masjid Baiturrohim, Dusun Batang, Kecamatan Margomulyo, pada Jumat (13/12/2024) malam, berlangsung sukses. Acara yang dimulai pukul 19.30 hingga 20.45 WIB ini dihadiri oleh segenap jamaah masjid, warga sekitar, tokoh masyarakat, serta tokoh agama setempat.

Puncak kajian diisi tausiyah inspiratif oleh Ketua MWCNU sekaligus Ketua MUI Kecamatan Margomulyo, Kiai Badrun Sulaiman. Dalam ceramahnya, Kiai Badrun mengupas tema mendalam "Tanda Orang yang Tidak Merugi di Akhirat Kelak", mengacu pada pesan Al-Qur'an dalam Surah Al-'Asr.

“Pada dasarnya, semua manusia akan mengalami kerugian. Namun, ada tiga golongan yang tidak merugi, yakni mereka yang beriman, beramal saleh, serta saling berwasiat untuk tetap berada dalam kebenaran dan kesabaran,” ujarnya dengan penuh penekanan.

Selain mengulas tema utama, Kiai Badrun juga menyampaikan apresiasi atas suasana kondusif pasca-Pilkada Bojonegoro yang baru saja berlangsung. Beliau mengajak masyarakat untuk terus menjaga kerukunan dan persatuan demi kebaikan bersama.

"Ketenteraman yang tercipta ini adalah anugerah besar yang harus kita syukuri dan rawat bersama. Mari jadikan momentum ini sebagai pijakan untuk membangun daerah kita lebih baik lagi," tambahnya.

Kajian rutin di MT Baiturrohim ini menjadi salah satu momen penting dalam mempererat ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan pemahaman keagamaan masyarakat Margomulyo. Jamaah yang hadir tampak antusias menyimak tausiyah dan berharap acara serupa terus dilaksanakan secara berkesinambungan.

Respon Jamaah dan Harapan ke Depan

Di akhir kajian, sejumlah jamaah menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini. Salah satu tokoh masyarakat, mengungkapkan bahwa kajian semacam ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga memberikan pencerahan spiritual yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Kiai Badrun yang telah memberikan tausiyah penuh hikmah. Tema yang diangkat sangat relevan, terutama untuk memperkuat iman dan amal di tengah tantangan zaman,” ujarnya.


Upaya Merawat Kebersamaan Pasca Pilkada

Selain tausiyah, momen ini juga menjadi sarana untuk mempererat kebersamaan warga, terutama dalam menjaga kedamaian pasca Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bojonegoro. Pesan-pesan kebersamaan yang disampaikan Kiai Badrun diharapkan mampu mencegah potensi konflik dan mendorong masyarakat untuk terus bersinergi demi kemajuan wilayah.

Acara diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Kiai Badrun, memohon keberkahan bagi masyarakat Dusun Batang dan Kecamatan Margomulyo pada umumnya. Dengan suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, jamaah pun meninggalkan masjid dengan semangat baru untuk terus mengamalkan nilai-nilai kebenaran dan kesabaran dalam kehidupan sehari-hari.

Kajian rutin di MT Baiturrohim ini kembali membuktikan bahwa masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pengembangan ilmu dan kebersamaan. Dengan dukungan semua pihak, kegiatan serupa diharapkan dapat terus menjadi pilar yang kokoh dalam membangun masyarakat yang beriman dan bermartabat.

Share:

MUI Margomulyo Gelar Tausiyah Rutin di Masjid Baiturrohman, Angkat Pesan Kerukunan Pasca Pilkada

Abdul Ghofur Wakil Ketua MUI Margomulyo

Margomulyo – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Margomulyo kembali menggelar kegiatan Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) di Masjid Baiturrohman, Dusun Tepus, Kecamatan Margomulyo, pada Jumat (29/11/2024) usai shalat Jumat. Kegiatan ini menghadirkan Abdul Ghofur, Wakil Ketua MUI Margomulyo, sebagai pemateri utama.

Dalam ceramahnya, Abdul Ghofur mengulas berbagai aspek ubudiyah formal yang menjadi bagian penting dalam kehidupan umat Islam. Selain membahas masalah ibadah, ia juga menyinggung situasi pasca pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bojonegoro yang baru saja usai.

“Mari kita tetap menjaga kerukunan pasca Pilkada. Beda pilihan itu wajar, tetapi persaudaraan dan kerukunan harus tetap kita jaga,” ujarnya di hadapan para jamaah.

Abdul Ghofur juga mengajak jamaah untuk mendoakan para pemimpin yang terpilih dalam Pilkada tersebut, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. “Kita doakan gubernur dan bupati yang terpilih agar mereka dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya demi kemaslahatan umat,” tambahnya.

Kegiatan TURBA ini rutin digelar MUI Margomulyo sebagai upaya untuk mempererat silaturahmi antar-ulama dan masyarakat, sekaligus menjadi sarana pembinaan keagamaan bagi umat Islam di wilayah tersebut. Para jamaah yang hadir menyambut positif tausiyah tersebut, terutama pesan-pesan tentang pentingnya menjaga kerukunan dalam keberagaman.

Dengan semangat kebersamaan yang terus dipupuk, MUI Margomulyo berharap dapat terus menjadi pelopor dalam menciptakan harmoni di tengah masyarakat, sekaligus menguatkan nilai-nilai keislaman yang moderat dan inklusif.

Acara yang berlangsung khidmat ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat setempat, tetapi juga oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya. Dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan, jamaah terlihat antusias menyimak setiap pesan yang disampaikan oleh Abdul Ghofur.

Salah seorang jamaah, mengapresiasi materi yang disampaikan. “Pesan-pesan beliau sangat relevan dengan situasi saat ini. Pilkada memang telah usai, tetapi menjaga persatuan dan silaturahmi itu harus menjadi prioritas kita semua,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua MUI Margomulyo, dalam tanggapannya setelah acara ditutup, mengungkapkan harapannya agar kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut di berbagai masjid lain di Kecamatan Margomulyo. “Kami ingin TURBA ini menjadi momentum untuk memperkuat ukhuwah islamiyah sekaligus menjadi sarana edukasi keagamaan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.

Kegiatan diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh pemateri, Abdul Ghofur, sebagai penutup. Doa tersebut tidak hanya memohon keberkahan bagi umat Islam, tetapi juga bagi pemimpin-pemimpin daerah yang baru saja terpilih, agar diberikan kekuatan dan kebijaksanaan dalam memimpin.

Melalui TURBA ini, MUI Margomulyo kembali menegaskan perannya sebagai garda terdepan dalam membangun keharmonisan sosial dan menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin di tengah masyarakat. Dengan dukungan yang terus mengalir dari berbagai pihak, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin yang semakin luas manfaatnya.


MUIMMedia

Share:

Kajian Rutin Ahad ke IV di Masjid Al-Amin Kaligede: Menjaga Kerukunan Menjelang Pilkada 2024

(Abdul Ghofur Wakil Ketua MUI Margomulyo)

 Margomulyo – Ahad, 24 November 2024, bertempat di Masjid Al-Amin Dusun Kaligede, Desa Margomulyo, berlangsung kajian rutin Ahad ke IV yang diselenggarakan oleh Muslimat NU Kaligede Margomulyo. Kegiatan ini dimulai pada pukul 13.00 hingga 15.00 WIB, dihadiri oleh segenap jajaran Muslimat NU dan jamaah Masjid Al-Amin Kaligede.

Acara dimulai dengan pembacaan tahlil dan sholawat Bil Qiyam yang dipimpin oleh Supriyani, Ketua Majelis Taklim Al-Amin, yang turut menyemarakkan suasana penuh kekhusyukan. Suasana haru dan penuh doa ini mengiringi jalannya acara sebelum memasuki sesi puncak.

Pada puncak acara, tausiyah disampaikan oleh Abdul Ghofur, Wakil Ketua MUI Kecamatan Margomulyo. Dalam ceramahnya, Ghofur mengangkat tema yang sangat relevan dengan situasi saat ini, yaitu “Menjaga Kerukunan Menghadapi Pilkada 2024”.

“Siapapun pilihan kita, yang utama adalah menjaga kerukunan antar saudara. Pilkada jangan sampai mengganggu persaudaraan kita sebagai umat,” tegas Ghofur.

Beliau mengutip sebuah pepatah bijak yang sangat mengena, “Kerono wayah susahMu seng Nulungi tetep tonggomu, dudu calon dukunganmu,” yang artinya, “Karena di saat kamu susah, yang pertama menolongmu adalah tetanggamu, bukan calon dukunganmu.”

Abdul Ghofur juga menegaskan pentingnya menjaga ukhuwah islamiyah, seraya mengingatkan agar Pilkada tidak menjadi penyebab retaknya hubungan persaudaraan antar sesama umat Islam. “Pilkada adalah peristiwa politik, namun ukhuwah islamiyah harus tetap menjadi prioritas utama kita,” ujarnya dengan penuh semangat.

Acara ini berjalan lancar dengan penuh antusiasme dari para jamaah. Harapan besar pun muncul dari kegiatan ini, agar kerukunan antar warga di Kecamatan Margomulyo tetap terjaga dengan baik, tanpa terpecah belah oleh perbedaan pilihan politik menjelang Pilkada 2024.

Kegiatan kajian rutin ini mendapat sambutan positif dari warga setempat. Selain sebagai sarana peningkatan pemahaman agama, kajian ini juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk bersilaturahmi dan mempererat ikatan sosial, terlebih dalam menghadapi masa-masa penting seperti Pilkada 2024.

Keakraban yang terjalin antara jamaah dan jajaran Muslimat NU Kaligede semakin memperkuat pesan yang disampaikan oleh Abdul Ghofur. Melalui tausiyah tersebut, beliau mengingatkan bahwa Pilkada bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga soal menjaga keharmonisan dan persatuan umat, yang merupakan fondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat.

“Penting bagi kita untuk tetap menjaga komunikasi dan saling menghargai, meskipun pilihan politik berbeda. Mari kita jaga kerukunan dan persaudaraan, karena itulah yang akan membawa kita pada kedamaian dan keberkahan,” tambah Ghofur dengan penuh harapan.

Acara ini ditutup dengan doa bersama,  sebagai bentuk harapan dan doa agar Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan, keberkahan, serta kedamaian bagi seluruh masyarakat, khususnya di Kecamatan Margomulyo, menjelang, Pada saat, dan sesudah Pilkada 2024.

Dengan semangat kebersamaan dan pesan ukhuwah islamiyah yang kuat, kajian rutin ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain untuk menghadirkan kedamaian dan persatuan di tengah dinamika politik yang semakin berkembang.


MUIMMedia

Share:

Ketua MUI Bojonegoro Tekankan Pentingnya Peran Ulama dalam Menjaga NKRI dan Kebersamaan Umat

Rakordwil IV MUI Kabupaten Bojonegoro

Kasiman, 21 November 2024Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bojonegoro, KH Alamul Huda atau yang akrab disapa Gus Huda, memberikan pidato penuh makna pada acara yang digelar di Pondok Pesantren Fathul Majid, Kasiman. Acara ini dihadiri oleh para pengurus MUI tingkat kecamatan serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Gus Huda membuka pidatonya dengan ucapan terimakasih atas peran aktif kehadiran para pengurus MUI tujuh Kecamatan Korwil IV. Ia menegaskan prinsip dasar MUI sebagai lembaga keulamaan yang tidak mengejar materi, tetapi berkomitmen pada dakwah dan pengabdian kepada umat. "Seorang dai atau ulama itu memiliki tanggung jawab besar untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga ketenteraman umat meskipun tantangannya berat," ujarnya.

Pentingnya Menjaga Kesatuan NKRI

Dalam pidatonya, Gus Huda menyoroti pentingnya peran ulama dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengibaratkan tugas ulama seperti membawa segelas air, yang harus dijaga agar tidak tumpah. “Kita bertugas menjaga kebersamaan umat, keamanan, dan ketertiban. Meski berat, kita harus memastikan umat tetap bersatu,” tegasnya.

Gus Huda juga mengingatkan tentang bahaya pemikiran-pemikiran radikal yang mulai berkembang di tengah masyarakat. Ia menyebutkan ciri-ciri kelompok ini, seperti merasa paling benar, gemar mencela pihak lain, dan menghalalkan perusakan. "Masyarakat harus waspada terhadap kelompok-kelompok ini dan bersatu untuk melindungi NKRI," lanjutnya.

Peran Wanita dalam Pemberdayaan Umat

Selain itu, Gus Huda menekankan pentingnya peran wanita, khususnya ibu-ibu muda di lingkungan pesantren maupun yang di luar pesantren, dalam pemberdayaan masyarakat. Ia menyampaikan rencana kegiatan khusus bagi wanita yang melibatkan pelatihan tentang hak-hak perempuan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. "Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Desember mendatang dengan harapan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat desa," jelasnya.

Kerja Sama MUI dengan Pemerintah

Gus Huda juga menjelaskan bahwa MUI memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai khadimul Ummah (pelayan umat) dan mitra pemerintah. Ia menegaskan bahwa MUI mendukung berbagai program pemerintah yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. "MUI bukan hanya lembaga keagamaan, tetapi juga mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang berkeadilan," katanya.

Paparan Progres Dakwah Kecamatan

Dalam sesi berikutnya, tujuh MUI kecamatan, yakni Margomulyo, Ngraho, Purwosari, Padangan, Tambakrejo, Kasiman, dan Kedewan, memaparkan progres dakwah masing-masing. Kecamatan Margomulyo menjadi yang pertama menyampaikan laporan, diikuti oleh kecamatan lainnya secara berurutan.

Penutup dan Harapan

KH Alamul Huda menegaskan bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran MUI di semua tingkatan, baik kabupaten maupun kecamatan. Ia berharap, melalui program-program yang dirancang, MUI mampu menjadi motor penggerak kemajuan umat sekaligus penjaga stabilitas sosial dan keagamaan.

“Majelis Ulama Indonesia bukan sekadar lembaga keagamaan, tetapi menjadi rahmat bagi masyarakat. Dengan dukungan pemerintah dan umat, kita bisa menjawab tantangan zaman dan memberikan solusi atas permasalahan umat secara bijaksana,” ungkap Gus Huda.

Agenda Dakwah yang Berkelanjutan

Dalam pembahasan program kerja ke depan, Gus Huda juga menekankan pentingnya keberlanjutan program dakwah yang dirancang. Hal ini termasuk memperhatikan permasalahan aktual di masyarakat, seperti radikalisme, pemberdayaan perempuan, serta optimalisasi pendidikan Islam di pesantren. Ia juga mengajak semua pihak untuk lebih aktif terlibat, terutama dalam menguatkan sinergi antar-MUI di kecamatan dan desa.

Keterlibatan Semua Pihak

KH Alamul Huda mengingatkan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk generasi muda, untuk terus mengembangkan dakwah kreatif dan inovatif. Ia berharap, ulama-ulama muda di pesantren dapat menjadi motor penggerak perubahan yang positif. “Para santri dan generasi muda harus menjadi penerus perjuangan dakwah. Tugas kita adalah membimbing mereka agar bisa menjadi ulama yang berkontribusi bagi agama dan bangsa,” katanya.

Acara ini ditutup dengan doa bersama, dipimpin langsung oleh Abah Aguszali, yang memohon keberkahan untuk seluruh upaya yang telah dan akan dilakukan oleh MUI Bojonegoro. Hadirin meninggalkan lokasi dengan semangat baru untuk melanjutkan perjuangan dakwah dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, MUI Kabupaten Bojonegoro bertekad untuk terus memperkuat peranannya dalam membimbing umat menuju Islam yang moderat, damai, dan penuh rahmat bagi seluruh alam.


MUIMMedia.

Share:

"Meningkatkan Pemahaman Ibadah: Bimbingan dan Penyuluhan di Muslimat NU Anak Ranting Jeruk"


Ngelo - Ahad, 27 Oktober 2024, Dusun Jeruk, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo menjadi saksi atas terlaksananya kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang diselenggarakan oleh Jamaah Muslimat NU Anak Ranting Jeruk. Acara ini dihadiri oleh anggota jamaah Muslimat NU dan tokoh masyarakat setempat, yang bersama-sama berpartisipasi dalam rangka memperkuat pemahaman keagamaan dan mempererat silaturahmi antarwarga.

Puncak kegiatan ini diisi dengan tausiyah yang penuh makna dari Kiyai Paniran, Ketua MUI Ngelo. Dalam ceramahnya, Kiyai Paniran menyampaikan keutamaan ibadah haji bagi seorang muslim dan muslimah, yang bukan hanya menjadi bentuk penghambaan kepada Allah tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri secara spiritual. Ia mengajak para jamaah untuk memahami esensi dari ibadah haji sebagai salah satu rukun Islam yang agung dan menginspirasi semua yang hadir untuk senantiasa menjaga keikhlasan serta istiqamah dalam beribadah.


Kegiatan bimbingan dan penyuluhan ini berjalan lancar dan penuh khidmat. Para peserta antusias menyimak setiap materi yang disampaikan, berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menambah wawasan keagamaan.


Suasana keakraban sangat terasa selama kegiatan berlangsung. Diskusi interaktif dan sesi tanya jawab juga mewarnai acara ini, memberi kesempatan bagi jamaah untuk mengajukan pertanyaan seputar ibadah dan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tutunan agama. Dukungan dari tokoh masyarakat setempat turut memperkuat nuansa kebersamaan di antara warga.


Kiyai Paniran dalam tausiyahnya menekankan pentingnya niat yang ikhlas dalam menjalankan setiap ibadah. Ia menjelaskan bahwa niat yang tulus menjadi landasan utama yang akan membawa keberkahan serta ketenangan dalam hidup. Selain itu, beliau juga mengingatkan jamaah untuk selalu bersyukur dan menjaga amalan-amalan sunnah di samping ibadah wajib, sebagai bentuk pengabdian yang paripurna kepada Allah SWT.


Di akhir acara, para jamaah Muslimat NU Anak Ranting Jeruk mengucapkan terima kasih kepada Kiyai Paniran dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Mereka berharap kegiatan bimbingan dan penyuluhan ini dapat terus berlanjut secara berkala, menjadi sarana belajar dan berbagi ilmu yang bermanfaat, serta mempererat persaudaraan di lingkungan Dusun Jeruk, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo.

Share:

SELAMAT HARI SANTRI 2024 : Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dengan penuh rasa syukur ke hadirat Allah SWT, kami dari Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Margomulyo mengucapkan Selamat Hari Santri 2024 kepada seluruh santri di Indonesia. Tema tahun ini, "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan", menggambarkan semangat juang para santri yang tak pernah pudar dari masa ke masa, dari perjuangan fisik hingga perjuangan pemikiran dan moral.

Santri adalah garda terdepan dalam menjaga keutuhan agama, bangsa, dan negara. Dengan keteguhan hati, ilmu yang mumpuni, dan akhlak yang mulia, santri tidak hanya mewarisi semangat juang para pendahulu, tetapi juga menjadi pionir dalam membangun masa depan yang gemilang untuk umat, bangsa, dan peradaban dunia.

Mari kita terus perkuat komitmen kita untuk menyatukan langkah, mewujudkan cita-cita bangsa yang berlandaskan ajaran Islam rahmatan lil 'alamin. Semoga para santri semakin berperan dalam menjaga dan merawat keberagaman, serta menjadi motor penggerak dalam mencapai kejayaan Islam di masa depan.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa santri telah memainkan peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Dari masa kolonial hingga era modern, santri selalu hadir sebagai kekuatan moral, intelektual, dan spiritual. Kini, di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi, peran santri semakin relevan dalam menghadapi perubahan zaman tanpa melupakan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para ulama.

Pada momen Hari Santri ini, mari kita mantapkan tekad untuk selalu istiqomah dalam menuntut ilmu, mengamalkan ajaran agama, dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Santri Masa Kini, Pemimpin Masa Depan—itulah cita-cita besar yang harus terus kita pegang dan perjuangkan.

Dengan semangat Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan, kita yakin bahwa para santri mampu menjawab tantangan zaman dan menjadi pelopor kebaikan, inovasi, dan kemajuan bagi umat Islam, bangsa, dan dunia.

Sekali lagi, Selamat Hari Santri 2024. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuk-Nya kepada kita semua dalam menegakkan agama dan memperjuangkan kemaslahatan umat.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ketua MUI Kecamatan Margomulyo.

Badrun

Share:

Spirit Maulid Nabi Muhammad dalam Meningkatkan Kualitas Pribadi Muslim yang Dicintai Allah dan Rasul-Nya

(Ketua MUI Kecamatan Margomulyo)
Margomulyo, – Meski hujan turun sejak sore, tak menyurutkan semangat jamaah Majelis Taklim At-Thohir (MATA AIR) Dusun Pluntu, Desa Sumberjo, untuk tetap menghadiri pengajian rutin malam Kamis Legi. Kegiatan yang diselenggarakan pada Rabu, 25 September 2024, mulai pukul 20.00 hingga 21.30 WIB, bertempat di Masjid At-Thohir, tetap berjalan khidmat dengan dihadiri jamaah MATA AIR, warga sekitar, serta tokoh agama dan masyarakat setempat.

Keistiqamahan jamaah dalam mengikuti kajian rutin ini patut diapresiasi. Meskipun hujan mengguyur dengan deras sejak sore hari, semangat untuk menimba ilmu tetap terjaga. Pengajian rutin ini memang menjadi agenda yang selalu dinanti oleh masyarakat setempat, terutama karena dilaksanakan setiap malam Kamis Legi, dan telah menjadi salah satu pusat kajian ilmu agama di Dusun Pluntu.

Rangkaian acara dibuka dengan mujahadah yang diikuti oleh seluruh jamaah dengan penuh kekhusyukan. Setelahnya, dilanjutkan dengan pembacaan Sholawat Al-Barzanji, menambah suasana spiritual yang hangat dan menentramkan di tengah dinginnya malam.

Puncak acara diisi oleh kajian agama yang disampaikan oleh Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan MWCNU Kecamatan Margomulyo. Dalam kajiannya, Kiyai Badrun mengingatkan pentingnya menjaga istiqomah dalam beribadah dan menuntut ilmu, meskipun dalam kondisi sulit atau kurang mendukung. Ia juga menyampaikan pesan-pesan moral tentang penguatan akidah, pentingnya silaturahmi, dan menjaga tradisi keagamaan yang telah diwariskan oleh para ulama.

"Keistiqamahan dalam beribadah, dalam mencari ilmu, adalah bukti kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Hujan yang turun ini tidak menjadi alasan bagi kita untuk meninggalkan majelis ilmu," ujar Kiyai Badrun di hadapan para jamaah yang dengan penuh khidmat mendengarkan tausiyah beliau.

Acara pengajian ini menjadi bukti bahwa Majelis Taklim At-Thohir tidak hanya sebagai tempat kajian ilmu, namun juga sebagai tempat penguatan spiritual dan ukhuwah di kalangan jamaah. Dengan suasana kekeluargaan yang kental, pengajian rutin ini terus menjadi oase spiritual bagi masyarakat Dusun Pluntu dan sekitarnya.

Pengajian rutin ini diinisiasi oleh pengurus Majelis Taklim At-Thohir sebagai bagian dari upaya menjaga tradisi keilmuan dan kebersamaan umat dalam membangun desa yang religius dan harmonis. Meskipun cuaca tidak bersahabat, komitmen jamaah untuk terus hadir dan memperdalam ilmu agama menjadi salah satu cerminan kekuatan iman dan kebersamaan yang terus terjalin di Majelis Taklim At-Thohir.

Dalam kajian kali ini, Kiyai Badrun Sulaiman mengangkat tema yang relevan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu "Spirit Maulid Nabi Muhammad dalam Meningkatkan Kualitas Pribadi Muslim yang Dicintai Allah dan Rasul-Nya". Beliau mengajak seluruh jamaah untuk memaknai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak sekadar sebagai seremonial tahunan, tetapi juga sebagai momentum penting dalam memperbaiki diri dan meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW.

Kiyai Badrun menegaskan bahwa menjadi pribadi yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya bukanlah hal yang mudah, melainkan membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh untuk meneladani sifat-sifat utama Rasulullah. "Kita harus berusaha untuk senantiasa menjaga perilaku kita, mulai dari keikhlasan dalam beribadah, menjaga lisan, hingga memperkuat ukhuwah dan rasa kasih sayang kepada sesama. Semua ini adalah wujud konkret kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW," ujarnya.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam semua aspek kehidupan, baik sebagai pemimpin, suami, ayah, maupun anggota masyarakat. Oleh karena itu, setiap muslim seharusnya berusaha untuk mencontoh akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari.

"Jika kita ingin menjadi pribadi yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, kita harus mulai dari diri sendiri, memperbaiki niat, amal, dan akhlak. Jangan menunda-nunda untuk berubah menjadi lebih baik. Peringatan Maulid Nabi ini adalah momentum tepat untuk memulai perjalanan spiritual tersebut," lanjut Kiyai Badrun dengan penuh semangat.

Kiyai Badrun Sulaiman juga menekankan bahwa ada beberapa amal yang sangat dicintai oleh Allah, yang jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, akan mendekatkan seorang muslim kepada-Nya dan menjadikannya hamba yang diridhai. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan tiga amal utama yang harus senantiasa dijaga oleh setiap muslim:

1. Melaksanakan Sholat pada Waktunya Kiyai Badrun menegaskan bahwa sholat tepat waktu merupakan ibadah yang paling utama di hadapan Allah SWT. "Sholat adalah tiang agama. Jika sholat kita baik, maka segala amalan kita akan ikut baik. Menjaga sholat pada waktunya adalah bukti ketaatan kita kepada Allah, dan inilah amal yang paling dicintai oleh-Nya," ujar beliau. Beliau mengingatkan para jamaah bahwa sholat tidak hanya sekadar ritual, melainkan juga bentuk kedisiplinan dalam mengingat Allah dan mencegah diri dari perbuatan yang tercela.

2. Berbuat Baik kepada Orang Tua Selain sholat, berbakti kepada orang tua adalah amal kedua yang sangat dicintai oleh Allah. Kiyai Badrun menyampaikan bahwa berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang ingin mendapatkan keridhaan Allah. "Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua. Maka, jangan pernah sia-siakan kesempatan untuk selalu berbuat baik kepada mereka, selama mereka masih hidup," tegasnya. Beliau juga mengingatkan pentingnya doa kepada orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada, sebagai salah satu bentuk kebaikan yang terus mengalir.

3. Berjihad Menegakkan Agama Allah Amal ketiga yang disebut oleh Kiyai Badrun adalah berjihad atau berjuang menegakkan agama Allah. Dalam konteks saat ini, jihad tidak semata-mata dimaknai sebagai perang fisik, melainkan juga berjuang dalam memperkuat dakwah Islam, menebarkan ajaran-ajaran kebaikan, serta menjaga persatuan umat Islam. "Jihad terbesar saat ini adalah melawan hawa nafsu dan konsisten dalam menjalankan perintah Allah di tengah berbagai tantangan zaman. Berjuang untuk agama Allah tidak selalu dengan pedang, tapi bisa juga dengan lisan, pena, dan perbuatan baik kita sehari-hari," jelas beliau.

Dalam penutupan ceramahnya, Kiyai Badrun mengajak seluruh jamaah untuk terus memperbaiki diri, menjaga sholat tepat waktu, berbakti kepada orang tua, dan berjuang dalam menegakkan agama Allah dengan penuh keikhlasan. Beliau juga mengingatkan bahwa setiap amal baik yang dilakukan dengan niat karena Allah akan membawa kebahagiaan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.

Dengan semangat yang ditularkan melalui ceramah tersebut, jamaah Majelis Taklim At-Thohir Dusun Pluntu merasa semakin termotivasi untuk memperbaiki kualitas ibadah dan memperdalam keimanan mereka.

Kajian tersebut diakhiri dengan pesan penting bahwa meningkatkan kualitas pribadi sebagai muslim bukan hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama dengan penuh kasih sayang dan kebaikan, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. "Mari kita jadikan Maulid ini sebagai momentum perubahan menuju pribadi yang lebih baik, yang tidak hanya dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga menjadi rahmat bagi seluruh alam," pungkasnya.

Suasana pengajian pun terasa semakin syahdu saat Kiyai Badrun menutup ceramahnya dengan doa agar seluruh jamaah senantiasa diberikan kekuatan untuk meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW dan diberikan kemampuan untuk meningkatkan kualitas iman serta akhlak mereka di tengah-tengah masyarakat.

Dengan penuh khidmat, para jamaah mengaminkan doa yang dipanjatkan. Pengajian rutin malam Kamis Legi ini pun berakhir dengan suasana penuh kehangatan dan spiritualitas yang mendalam. Majelis Taklim At-Thohir kembali menjadi ruang berkumpulnya umat untuk memperdalam iman dan menjaga tradisi keagamaan yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat Dusun Pluntu, Desa Sumberjo.

Share:

"Menabur Cahaya Sedekah di Bulan Maulid: Hikmah dari Dusun Wates"


www.muimargomulyo.or.id|| Sumberjo - Jumat, 6 September 2024, suasana di Dusun Wates, Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, dipenuhi oleh lantunan doa dan rasa syukur dalam gelaran TURBA (Tausiyah Rutin Bersama) yang dihadiri oleh jamaah Majelis Taklim Miftakhul Jannah, Muslimat NU, Fatayat NU, serta para tokoh masyarakat setempat. Seolah aliran rahmat Ilahi mengalir di antara mereka, menciptakan suasana damai yang penuh kekhusyukan.


Acara yang rutin dilaksanakan setiap pekan ini diinisiasi oleh Majelis Taklim Miftakhul Jannah, menjadi ruang bagi jamaah untuk terus memperdalam pemahaman agama dan menguatkan silaturahmi. Pada kesempatan kali ini, Bu Nyai Adawiyah, dari Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Hubungan Antar Umat Beragama MUI Desa Sumberjo, menjadi narasumber. Tausiyah yang disampaikan beliau bak embun pagi yang menyegarkan, menggugah hati tentang "Urgensi Sedekah di Bulan Maulid Nabi."


Dalam petuahnya, Bu Nyai Adawiyah mengajak hadirin untuk merenungkan betapa pentingnya amalan sedekah di bulan yang mulia ini, di mana rahmat dan keberkahan begitu melimpah. Dengan nada lembut namun penuh makna, beliau menjelaskan bahwa sedekah di bulan Maulid tak hanya menjadi wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sebagai sarana untuk menanamkan cinta kasih dan kepedulian sosial di tengah-tengah masyarakat.


Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi sebuah ajang untuk meneguhkan hati dan mempertebal keimanan, di mana setiap untaian kalimat yang disampaikan oleh Bu Nyai Adawiyah seakan menjadi pelita bagi jalan kehidupan yang penuh berkah.

Setiap kata yang terucap dari Bu Nyai Adawiyah seolah memancarkan cahaya hikmah, mengingatkan jamaah tentang betapa besarnya keutamaan bersedekah di bulan Maulid. Dalam suasana yang sarat akan kekhusyukan, beliau menekankan bahwa sedekah bukan hanya tentang memberi harta, tetapi tentang berbagi cinta, menebarkan manfaat, dan menumbuhkan kepedulian antar sesama. Seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, kepedulian dan kemurahan hati adalah tanda sejati dari seorang muslim yang beriman.


Tausiyah tersebut juga mengajak jamaah untuk memaknai Maulid Nabi sebagai momen yang istimewa, di mana sedekah menjadi pintu pembuka keberkahan. "Sedekah di bulan ini akan menumbuhkan jiwa yang lebih lapang dan hati yang lebih peka terhadap sesama. Dalam tiap kepingan harta yang kita berikan, terdapat kebahagiaan bagi orang lain dan pahala yang tak terhingga di sisi Allah," ujar Bu Nyai Adawiyah dengan penuh kelembutan.


Acara tersebut diakhiri dengan doa bersama yang dipanjatkan oleh seluruh jamaah, memohon agar keberkahan dan rahmat Allah senantiasa menyertai mereka, keluarga, serta masyarakat sekitar. Dengan harapan bahwa kegiatan yang rutin dilakukan setiap minggu ini terus menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus memperkuat jalinan ukhuwah antar umat beragama dan mengokohkan persatuan di tengah masyarakat yang beragam.


Seiring matahari senja yang perlahan meredup di ufuk barat, para jamaah pulang dengan hati yang lebih damai dan jiwa yang lebih bersih, membawa pesan mulia untuk senantiasa berbagi dan memanfaatkan bulan Maulid ini sebagai ladang amal yang subur. Semoga kegiatan TURBA ini menjadi sumber cahaya bagi masyarakat Dusun Wates dan sekitarnya, terus menghidupkan semangat sedekah dan kebersamaan dalam keberkahan.

Share:

"Syukur di Tengah Rimba: Merayakan Kemerdekaan dengan Doa dan Tumpeng di Proyek Bendungan Karangnongko"

www.muimargomulyo.or.id || Pada Sabtu, 17 Agustus 2024, di tengah keheningan rimba yang memayungi Proyek Pembangunan Bendungan Karangnongko, Desa Ngelo, suasana bergemuruh dengan semangat kemerdekaan yang tak kunjung padam. PT Waskita, sebagai penggerak utama proyek ini, menyelenggarakan Upacara Bendera memperingati HUT ke-79 Republik Indonesia, sebuah momen sakral yang dihadiri oleh para pekerja, pemimpin proyek, dan undangan terhormat, termasuk Kiai Badrun Sulaiman, Ketua MUI Margomulyo.


Langit pagi yang cerah seolah menyambut antusiasme para peserta upacara yang berdiri tegak di bawah kibaran sang Merah Putih. Upacara ini bukan sekadar seremonial rutin, melainkan sebuah manifestasi dari rasa syukur yang mendalam atas nikmat kemerdekaan yang telah diraih dengan darah dan air mata para pahlawan bangsa. Walaupun diadakan di tengah belantara, semangat kebangsaan membara dalam setiap jiwa yang hadir.


Setelah rangkaian upacara selesai, momen khidmat dilanjutkan dengan sesi doa tasyakuran. Kiai Badrun Sulaiman, didaulat oleh pimpinan proyek untuk memimpin doa. Dalam lantunan doa yang mengalun merdu, Kiai Badrun memohonkan berkah untuk negeri ini, mengingatkan setiap hati yang hadir tentang betapa berharganya kemerdekaan yang kita nikmati saat ini.


Rangkaian acara ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi sebuah simbol nyata dari syukur yang tulus atas anugerah kemerdekaan. Di tengah-tengah hutan belantara, jauh dari gemerlap kota, para peserta upacara tetap menggelorakan semangat kemerdekaan dengan penuh kegairahan. Mereka menyadari bahwa merdeka bukanlah sekadar bebas dari penjajahan, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk terus mengisi kemerdekaan ini dengan karya dan pengabdian, di mana pun mereka berada.

Ketika gema doa tasyakuran bergema di tengah rimba, suasana menjadi hening, hanya terdengar suara angin yang berdesir lembut, seakan turut mengaminkan setiap kata yang terucap. Kiai Badrun dengan penuh khidmat menutup mata, mengisyaratkan mengangkat tangan ke langit, dan memimpin doa dengan hati yang tulus. Ia memohon kepada Yang Maha Kuasa agar bangsa ini selalu dilindungi, diberikan keberkahan dalam setiap langkah, dan diberikan kekuatan untuk terus menjaga persatuan serta kesatuan yang telah diperjuangkan dengan penuh pengorbanan.


Setelah doa selesai, seluruh peserta upacara merasakan kedamaian yang mendalam, seolah seluruh alam turut bersyukur bersama mereka. Pimpinan proyek kemudian mengajak semua yang hadir untuk menikmati hidangan sederhana sebagai simbol tasyakuran atas kemerdekaan. Di tengah hutan yang biasanya sunyi, suasana menjadi hangat dengan canda tawa dan kebersamaan, mempererat ikatan antar sesama pekerja dan tamu undangan.


Rangkaian kegiatan ini memberikan makna yang mendalam bagi setiap peserta. Mereka menyadari bahwa meski berada jauh dari hiruk-pikuk peradaban, semangat kemerdekaan tetap dapat dirasakan dan dirayakan dengan penuh sukacita. Ini adalah sebuah pengingat bahwa di manapun kita berada, rasa syukur atas nikmat merdeka harus selalu ada, dan semangat untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif harus terus dikobarkan.


Upacara bendera di Proyek Pembangunan Bendungan Karangnongko tersebut menjadi bukti nyata bahwa kemerdekaan bukan hanya dirayakan di kota-kota besar, tetapi juga di tempat-tempat terpencil, di mana semangat juang dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia tetap berkobar dengan penuh semangat. Dengan penuh haru, para peserta upacara meninggalkan lokasi dengan tekad yang semakin kuat untuk terus berkarya dan berbakti bagi negeri, mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya, demi masa depan yang lebih baik.

Setelah suasana penuh khidmat dari doa tasyakuran perlahan mereda, perhatian para peserta upacara beralih menuju tumpeng kemerdekaan yang telah dipersiapkan dengan rapi. Tumpeng tersebut, dengan puncaknya yang menjulang, berdiri sebagai simbol perayaan dan rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih. Berhiaskan aneka lauk-pauk tradisional, tumpeng itu menjadi pusat perhatian, menambah nuansa kehangatan di tengah suasana kebersamaan.


Pimpinan proyek, dengan senyum yang penuh kebanggaan, mempersilakan Kiai Badrun Sulaiman untuk membuka tumpeng tersebut sebagai bentuk penghormatan. Dengan penuh rasa hormat, Kiai Badrun melangkah maju, mengambil pisau yang telah disediakan, dan memotong puncak tumpeng dengan tangan yang mantap.


Para peserta upacara menyambut momen tersebut dengan tepuk tangan yang meriah, mencerminkan kegembiraan dan rasa syukur mereka. Satu per satu, mereka pun ikut serta dalam acara makan bersama, menikmati setiap suapan tumpeng yang sarat akan makna dan simbolisasi. Makanan sederhana itu seakan menjadi pengingat bahwa kebahagiaan dan rasa syukur tak selalu harus dirayakan dengan kemewahan, melainkan dengan kebersamaan dan hati yang tulus.


Di tengah nuansa perayaan yang sederhana namun penuh makna ini, terlihat jelas bahwa kemerdekaan bukan hanya soal bebas dari belenggu penjajahan, tetapi juga tentang menjaga dan merawat persatuan, kebersamaan, dan keberlanjutan perjuangan. Momen pembukaan tumpeng kemerdekaan ini pun menjadi penutup yang manis untuk rangkaian acara, mengukir kenangan yang tak akan terlupakan di hati setiap peserta.


Ketika matahari mulai memuncak di cakrawala, para peserta meninggalkan lokasi dengan perasaan yang hangat, membawa semangat kemerdekaan yang lebih membara untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa. Di tempat yang jauh dari hingar bingar kota, di tengah proyek pembangunan yang besar, mereka telah merayakan kemerdekaan dengan cara yang unik dan mendalam, menyatu dengan alam dan berakar pada tradisi yang penuh makna.


MUIMMedia

Share:

TURBA MUI Margomulyo di Dusun Bungkul: Menguak Fadilah Berdoa dalam Bingkai Ukhuwah

www.muimargomulyo.or.id || Sumberjo, 16 Agustus 2024 – Jumat siang itu, di tengah kedamaian Dusun Bungkul, Desa Sumberjo, Masjid setempat menjadi saksi bisu berkumpulnya hati-hati yang rindu akan ilmu dan keberkahan. Dalam rangkaian kegiatan TURBA (Tausiyah Rutin Bersama) MUI Kecamatan Margomulyo, jamaah Majelis Taklim (MT) Lintang Songo, tokoh agama, serta warga sekitar berkumpul untuk menyelami tema yang sarat makna, "Fadilah Berdoa."


Acara yang dimulai tepat pada pukul 13.00 WIB ini diawali dengan kehangatan silaturahmi di antara para hadirin, yang menyiratkan betapa eratnya ikatan ukhuwah di komunitas tersebut. Kegiatan ini diinisiasi oleh Pengurus MT Lintang Songo, sebagai upaya untuk terus menyuburkan syiar Islam di kalangan masyarakat Dusun Bungkul.


Pemateri pada acara tersebut, Bu Nyai Adawiyah, seorang sosok yang dihormati dan dikenal luas di Kecamatan Margomulyo, hadir dengan penuh hikmat. Beliau adalah pengurus MUI Desa Sumberjo yang aktif di bidang Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Hubungan Antar Umat Beragama. Dalam tausiyahnya, Bu Nyai Adawiyah membahas tentang keutamaan dan kekuatan doa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tutur kata yang lembut namun mengena, beliau menyampaikan bahwa doa bukan sekadar permohonan, tetapi juga cermin ketulusan dan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya.


"Doa adalah senjata orang beriman," tutur Bu Nyai Adawiyah mengawali tausiyahnya. Ia menjelaskan bagaimana doa mampu menjadi jalan keluar dari segala permasalahan, menjadi pelipur lara dalam kesulitan, dan menjadi pengikat erat antara manusia dengan Sang Pencipta. Setiap untaian doa yang dipanjatkan, lanjutnya, adalah bentuk pengakuan atas kelemahan manusia dan keagungan Allah SWT.


Suasana masjid yang dipenuhi dengan jamaah yang khusyuk mendengarkan setiap kata dari Bu Nyai Adawiyah, semakin menambah kekhidmatan acara tersebut. Tidak hanya sekadar mendengar, jamaah juga diajak untuk merenungi dan mempraktikkan nilai-nilai yang terkandung dalam doa, menjadikan doa sebagai pengiring langkah dalam kehidupan.


Acara yang berlangsung hingga pukul 15.00 WIB itu ditutup dengan doa bersama, dipimpin oleh salah satu tokoh agama setempat. Doa yang mengalir dengan penuh keikhlasan dari seluruh jamaah menandakan puncak dari kegiatan TURBA ini, mengukuhkan harapan agar keberkahan dan rahmat Allah senantiasa tercurah bagi seluruh umat.


Kegiatan TURBA ini bukan hanya sekadar tausiyah, tetapi juga menjadi momentum penting dalam memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat Dusun Bungkul. Semangat kebersamaan yang terpancar dalam setiap tatapan, sapaan, dan langkah yang terayun menuju masjid, menjadi bukti nyata bahwa di dalam doa, terdapat kekuatan yang mampu menyatukan hati-hati yang berbeda.


Dengan berakhirnya acara tersebut, para jamaah pulang dengan hati yang lebih tenang dan pikiran yang tercerahkan, membawa pulang pesan-pesan mulia dari Bu Nyai Adawiyah yang akan terus terpatri dalam ingatan mereka. Sebuah sore yang tak hanya memupuk keimanan, tetapi juga mengukir kebersamaan yang tulus di antara warga Dusun Bungkul, dalam bingkai indah ukhuwah dan keberkahan doa.


MUIMMedia

Share:

"Malam Syukur: Merajut Semangat Kemerdekaan di Bawah Langit Margomulyo"


www.muimargomulyo.or.id || Margomulyo - Jumat, 16 Agustus 2024, Masjid Besar Al-Ikhlas di Kecamatan Margomulyo menjadi saksi dari sebuah acara yang penuh makna dan khidmat, yaitu Malam Tasyakuran Kemerdekaan Ke-79. Acara yang berlangsung dari pukul 19.30 hingga 21.30 ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting dan masyarakat setempat.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Kapolsek Margomulyo, Danposramil Margomulyo, Asper Kedawak Utara, Koordinator Pengawas Pendidikan, Asper Kates, Kepala Puskesmas Margomulyo, Kepala KUA Margomulyo beserta Penyuluh Agama Islam, Kepala Desa se-Kecamatan Margomulyo, Ketua MWC NU, Ketua MUI, tokoh agama dari masing-masing desa, serta Takmir Masjid Besar Al-Ikhlas Margomulyo.

Acara yang dipandu oleh MC Ustadz Syaifudin ini dimulai dengan Sujud Syukur yang dipimpin oleh Bapak Syamsul Idzom. Kemudian, Bapak Agung selaku panitia memberikan sambutan yang penuh semangat dan harapan. Sambutan dari Camat Margomulyo, Bapak Ahmad Bustanul Arifin, S.STP., MM., juga menambah semarak acara. Beliau mengapresiasi terselenggaranya acara ini dan berharap semangat kemerdekaan terus terjaga di hati masyarakat.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan Tahlil yang dipimpin oleh Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua MUI Margomulyo. Suasana semakin khidmat ketika Kiyai Rosyyidi Rois Syuriyah MWCNU Margomulyo memimpin doa penutup, memohon keberkahan dan keselamatan bagi seluruh masyarakat.

Malam Tasyakuran Kemerdekaan Ke-79 ini tidak hanya menjadi momen untuk mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga sebagai ajang mempererat silaturahmi dan memperkuat rasa kebersamaan di antara warga Kecamatan Margomulyo. Semoga semangat kemerdekaan ini terus menyala dan membawa kebaikan bagi kita semua.

Acara Malam Tasyakuran Kemerdekaan Ke-79 di Masjid Besar Al-Ikhlas Margomulyo juga menjadi ajang refleksi bagi masyarakat. Dalam sambutannya, Bapak Agung selaku panitia menekankan pentingnya menjaga semangat kemerdekaan dan meneruskan perjuangan para pahlawan dengan cara yang relevan di masa kini. Beliau mengajak seluruh hadirin untuk terus berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan daerah.

Sambutan dari Camat Margomulyo, Bapak Ahmad Bustanul Arifin, S.STP., MM., juga memberikan motivasi bagi masyarakat. Beliau mengapresiasi kerja keras panitia dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini. "Semangat kemerdekaan harus terus kita jaga dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita bersama-sama membangun Margomulyo menjadi lebih baik," ujarnya.

Kegiatan Tahlil yang dipimpin oleh Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua MUI Margomulyo, menambah kekhidmatan acara. Doa-doa yang dipanjatkan mengingatkan hadirin akan pentingnya bersyukur dan memohon perlindungan serta keberkahan dari Allah SWT. 

Doa penutup yang dipimpin oleh Kiyai Rosyyidi Rois Syuriyah MWCNU Margomulyo menjadi momen yang sangat menyentuh. Dalam doanya, beliau memohon agar seluruh masyarakat Margomulyo selalu diberikan kesehatan, keselamatan, dan kemudahan dalam menjalani kehidupan. 

Acara ini tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga sebagai sarana introspeksi dan penguatan spiritual bagi masyarakat. Kehadiran berbagai tokoh penting dan masyarakat setempat menunjukkan betapa kuatnya rasa kebersamaan dan gotong royong di Kecamatan Margomulyo. Semoga semangat ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.



MUIMMedia

Share:

"Menjaga Asa di Malam Selasa Pahing: Ketulusan Berkhidmah dan Melawan Racun Zaman"


Senin malam, 12 Agustus 2024, Masjid Al-Ikhlas yang terletak di Dusun Matar, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, menjadi saksi dari sebuah acara penuh makna. Pengajian Rutin Malam Selasa Pahing yang diinisiasi oleh Jamaah Masjid Al-Ikhlas kali ini bertransformasi menjadi momen yang sarat dengan tausiyah dan pencerahan. Acara yang berlangsung dari pukul 20.00 hingga 22.00 ini dihadiri oleh segenap jamaah Masjid Al-Ikhlas, tokoh agama, dan masyarakat setempat.


Pada kesempatan tersebut, Bapak Jumari, selaku perwakilan panitia sekaligus Ketua LazisNU Ranting Ngelo, menyampaikan apresiasinya terhadap terselenggaranya acara ini. "Kehadiran kita malam ini bukan hanya sebagai bentuk pengabdian, tetapi juga sebagai wujud kepedulian terhadap masa depan generasi dan tatanan sosial di masyarakat kita," ujarnya dengan penuh semangat.


Acara yang digagas oleh Jamaah Masjid Al-Ikhlas ini mencapai puncaknya dengan tausiyah yang dibawakan oleh Bapak Kiyai Paniran, seorang tokoh yang dikenal luas sebagai Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Kecamatan Margomulyo. Dalam tausiyahnya, Kiyai Paniran mengangkat tema keikhlasan dan istiqomah dalam berkhidmah kepada umat. Beliau menekankan bahwa keikhlasan adalah fondasi utama dalam setiap amal, sementara istiqomah adalah penopang agar amal tersebut tetap berkelanjutan dan membawa manfaat yang nyata.


Tak hanya itu, Kiyai Paniran juga menyoroti isu-isu krusial yang tengah menggerogoti masyarakat, terutama bahaya JUDI Online (JUDOL) dan narkoba. "Kedua ancaman ini tidak hanya merusak generasi muda, tetapi juga menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial yang kita bangun bersama dengan susah payah," tegasnya.


Dengan penyampaian yang lugas namun penuh dengan kedalaman makna, Kiyai Paniran mengajak seluruh jamaah untuk bersama-sama menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman-ancaman tersebut. Beliau menekankan pentingnya peran serta seluruh elemen masyarakat dalam membentengi diri dan lingkungan dari pengaruh negatif yang dapat merusak moral dan masa depan bangsa.


Acara yang berlangsung dengan khidmat ini tidak hanya menjadi sarana penyampaian ilmu, tetapi juga menjadi momen introspeksi bagi setiap jamaah yang hadir. Keikhlasan, istiqomah, serta kewaspadaan terhadap bahaya JUDI Online dan narkoba, menjadi pesan kuat yang diusung dalam pengajian kali ini, menggugah kesadaran kolektif untuk terus berjuang dalam menjaga kemaslahatan umat.

Share:

Menggali Syukur dan Memperkuat Iman Melalui Pemahaman Al-Qur'an

Ngelo, 11 Agustus 2024 – MT Al-Hidayah Dusun Jeruk, Desa Ngelo, menyelenggarakan kegiatan TURBA (Tausiyah Rutin Bersama) pada hari Minggu, 11 Agustus 2024. Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB ini berlangsung dengan khidmat dan penuh antusiasme hingga selesai, dihadiri oleh seluruh anggota MT Al-Hidayah yang dengan semangat mengikuti rangkaian kegiatan tersebut.

Acara ini menjadi momen penting bagi pengembangan spiritual dan pengetahuan keagamaan komunitas setempat. Bapak Paniran, Ketua MUI Desa Ngelo Kecamatan Margomulyo, hadir sebagai pemateri utama dengan menyampaikan kajian yang mendalam dan relevan bertema "Memperbanyak Rasa Syukur atas Nikmat yang Diberikan Allah, Khususnya Kemampuan Membaca Al-Qur'an."

Dalam pemaparannya, Bapak Paniran menekankan pentingnya bersyukur atas setiap nikmat yang Allah berikan, terutama kemampuan membaca dan memahami Al-Qur'an. Beliau menggarisbawahi bahwa membaca Al-Qur'an bukan hanya kewajiban rutin, melainkan sebuah anugerah ilahi yang harus dihargai dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran dalam Al-Qur'an, umat Islam dapat memperdalam iman mereka sekaligus meningkatkan kualitas hidup spiritual dan sosial.

Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh seluruh peserta. Para anggota MT Al-Hidayah aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab, berusaha menggali lebih dalam materi yang telah disampaikan oleh Bapak Paniran. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang bagi anggota untuk saling berbagi pengalaman serta mempererat ukhuwah Islamiyah di antara mereka.

Acara ditutup dengan doa bersama, yang dipimpin oleh Bapak Paniran, memohon agar Allah senantiasa memberkahi dan membimbing setiap langkah anggota MT Al-Hidayah dalam memahami dan mengamalkan Al-Qur'an. Harapan besar bahwa kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi anggota untuk terus meningkatkan kualitas ibadah mereka dan memperbanyak rasa syukur atas segala nikmat yang telah Allah limpahkan.

Dengan suksesnya pelaksanaan kegiatan TURBA ini, MT Al-Hidayah kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan spiritual dan pemahaman keagamaan komunitasnya. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari upaya pemberdayaan umat melalui pendidikan agama yang mendalam dan menyeluruh, yang diharapkan dapat memperkokoh iman dan kualitas hidup spiritual masyarakat Dusun Jeruk.


FKPAIMedia

Share:

"Membangun Ketahanan Sosial: Tausiyah MUI Desa Ngelo Serukan Pentingnya Guyub Rukun Hadapi Ancaman Judi Online dan Narkoba"

Pada hari Ahad, 11 Agustus 2024, kegiatan Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) MUI Desa Ngelo kembali dilaksanakan dengan penuh khidmat di Musholla An-Nur Ngasem, Dusun Jeruk, Desa Ngelo. Acara yang dimulai pukul 19.30 hingga 21.00 WIB ini dihadiri oleh segenap jamaah Majelis Taklim An-Nur serta warga setempat, yang berbondong-bondong datang untuk mengikuti tausiyah yang telah menjadi agenda rutin tersebut.


Kegiatan kali ini menghadirkan Bapak Paniran, seorang Penyuluh Agama Islam dari KUA Kecamatan Margomulyo, sebagai pemateri. Dalam tausiyahnya, beliau mengangkat tema yang sangat relevan dan mendesak, yakni "Urgensi Guyub Rukun dalam Masyarakat yang Majemuk guna Membentengi dari Dampak Negatif Judi Online dan Bahaya Narkoba."


Di hadapan jamaah, Bapak Paniran menyampaikan betapa pentingnya menjaga kerukunan dan kekompakan dalam masyarakat, terutama di tengah kondisi sosial yang semakin kompleks dan beragam. Menurut beliau, guyub rukun bukan hanya sekadar semboyan, tetapi sebuah keharusan untuk membangun benteng sosial yang kuat dalam menghadapi ancaman yang mengintai, seperti maraknya judi online dan penyalahgunaan narkoba yang semakin meresahkan.


Bapak Paniran juga menekankan bahwa peran aktif masyarakat dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan dan saling peduli sangat krusial untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman. Beliau mengingatkan bahwa tantangan-tantangan ini tidak dapat diatasi sendirian, melainkan memerlukan upaya kolektif dari seluruh elemen masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak jamaah dan warga untuk selalu bersinergi, memperkuat komunikasi, dan saling mengingatkan agar tidak terjerumus dalam godaan-godaan yang dapat merusak tatanan sosial dan moral.


Acara TURBA ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Paniran, memohon kepada Allah SWT agar senantiasa memberikan kekuatan dan keteguhan iman kepada seluruh masyarakat Desa Ngelo, sehingga dapat terhindar dari segala bentuk kemaksiatan dan senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Para jamaah yang hadir tampak antusias dan menyimak dengan penuh perhatian, menyadari pentingnya pesan-pesan yang disampaikan dalam tausiyah tersebut. 


Dengan berakhirnya acara ini, diharapkan nilai-nilai guyub rukun yang telah ditekankan dalam tausiyah dapat terus terjaga dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, demi terciptanya masyarakat yang harmonis dan bebas dari dampak negatif judi online serta bahaya narkoba.


FKPKPAIMedia

Share:

"Meniti Cahaya Nurani: Menggugah Kesadaran dari Bahaya yang Mengintai Generasi"

Bapak Eko Sunarno Bendahara Umum MUI Kecamatan Margomulyo

Margomulyo, 9 Agustus 2024 – Dalam suasana khidmat dan penuh kebersamaan, Pengajian Rutin Majelis Taklim (MT) Nurul Hidayah Kaligede Desa Meduri kembali digelar di Mushola Nurul Jannah pada hari Jumat, 9 Agustus 2024. Kegiatan ini diselenggarakan atas inisiatif pengurus MT Nurul Hidayah dan berlangsung mulai pukul 13.00 hingga selesai, dengan dihadiri oleh seluruh anggota MT, termasuk Ibu Kepala Dusun Kaligede, istri dari perangkat dusun RT, RW, serta para anggota Fatayat NU.

Pengajian kali ini menjadi istimewa dengan hadirnya Bapak Eko Sunarno, Bendahara Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Margomulyo, sebagai pembicara utama. Dalam ceramahnya, beliau menyoroti berbagai isu penting yang tengah dihadapi masyarakat, dengan penekanan khusus pada dampak buruk pernikahan dini pada anak-anak.

Bapak Eko Sunarno menjelaskan bahwa pernikahan dini, selain melanggar hukum, juga memiliki dampak serius terhadap perkembangan fisik dan psikologis anak. “Anak-anak yang menikah di usia terlalu muda cenderung menghadapi berbagai masalah, mulai dari kesehatan reproduksi, rendahnya pendidikan, hingga ketidakstabilan emosional. Ini semua berdampak pada masa depan mereka dan kualitas generasi mendatang,” tegasnya.

Selain itu, beliau juga mengingatkan para jamaah tentang ancaman judi online dan peredaran narkoba yang semakin mengkhawatirkan. Dalam pandangannya, kedua hal ini tidak hanya merusak moralitas individu, tetapi juga menghancurkan tatanan sosial dan keagamaan. “Judi online dan narkoba adalah musuh bersama yang harus kita lawan dengan serius. Mereka tidak hanya merusak pelakunya, tetapi juga mempengaruhi lingkungan keluarga dan masyarakat secara luas,” ungkap Bapak Eko Sunarno.

Pengajian ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat akan pentingnya menjaga anak-anak dari bahaya pernikahan dini, serta semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman judi online dan narkoba. Partisipasi aktif dari para ibu-ibu anggota MT, perangkat desa, dan anggota Fatayat NU menjadi bukti bahwa pengajian ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah upaya nyata untuk memperkuat ketahanan moral dan spiritual masyarakat Kaligede.

Acara berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme, diakhiri dengan doa bersama demi kebaikan dan keselamatan seluruh warga. Kehadiran tokoh-tokoh penting dan dukungan penuh dari masyarakat menjadi kekuatan tersendiri bagi keberlanjutan pengajian rutin ini, yang tidak hanya menjadi ajang menimba ilmu, tetapi juga membangun solidaritas sosial dalam menghadapi tantangan zaman.

Setelah Bapak Eko Sunarno menyampaikan ceramahnya yang menggugah kesadaran jamaah, diskusi terbuka pun dimulai. Para anggota Majelis Taklim (MT) dan tamu undangan yang hadir tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertanya lebih dalam mengenai isu-isu yang telah disampaikan. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana cara terbaik mencegah pernikahan dini di kalangan remaja, terutama di desa-desa yang sering kali terpengaruh oleh tradisi dan tekanan sosial.

Bapak Eko Sunarno menjawab dengan menekankan pentingnya pendidikan dan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak. “Orang tua harus menjadi teladan dan memberikan pemahaman yang benar tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka. Selain itu, perlu ada upaya bersama dari tokoh masyarakat dan lembaga keagamaan untuk mengedukasi dan memberikan bimbingan kepada para remaja, agar mereka bisa mengambil keputusan yang bijak mengenai masa depan mereka,” paparnya.


Diskusi kemudian bergulir ke topik judi online dan narkoba, yang menurut para jamaah menjadi masalah yang semakin sulit dihindari, terutama di kalangan anak muda. Beberapa anggota Fatayat NU mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap maraknya akses mudah ke platform judi online, yang sering kali menjebak remaja dalam lingkaran kecanduan dan utang. Mereka juga menyoroti peran media sosial dalam menyebarluaskan konten-konten negatif yang mendorong penggunaan narkoba.


Menanggapi hal ini, Bapak Eko Sunarno menyerukan pentingnya pengawasan dan peran aktif keluarga dalam mengontrol penggunaan internet dan media sosial oleh anak-anak mereka. “Pengawasan ini bukan berarti membatasi kreativitas mereka, tetapi lebih kepada melindungi mereka dari pengaruh negatif yang merusak. Selain itu, masyarakat harus proaktif melaporkan kegiatan-kegiatan yang mencurigakan kepada pihak berwenang agar bisa segera ditangani,” jelasnya.


Kehadiran Ibu Kepala Dusun Kaligede dan perangkat dusun lainnya dalam pengajian ini juga memberikan sinyal positif bahwa pemerintah desa mendukung penuh upaya pencegahan dan penanggulangan masalah-masalah sosial tersebut. Mereka berjanji akan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk MUI dan lembaga keagamaan lainnya, untuk mengadakan lebih banyak kegiatan edukatif dan preventif di desa.


Pada akhir acara, seluruh peserta pengajian bersama-sama merumuskan beberapa langkah konkret yang akan diambil sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini. Di antaranya adalah penguatan program bimbingan remaja yang akan digelar secara berkala, peningkatan sosialisasi bahaya pernikahan dini, judi online, dan narkoba, serta pendirian posko pengaduan bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan atau informasi lebih lanjut terkait masalah-masalah tersebut.


Kegiatan pengajian ditutup dengan penuh harapan, bahwa melalui sinergi dan kerja sama yang kuat antara masyarakat, pemerintah desa, dan tokoh-tokoh agama, Desa Kaligede dapat menjadi benteng yang kokoh dalam melindungi generasi muda dari berbagai ancaman yang ada. Semangat kebersamaan dan kepedulian yang terbangun dalam pengajian ini diharapkan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan di masa mendatang.


MUIMMedia

Share:

"Malam Penuh Hikmah: Menapaki Cahaya Keimanan di Rutinan Malam Jum'at Legi"

 

Ngelo, 1 Agustus 2024 – Malam Jum’at Legi di Aula Matawali Jipangulu, Desa Ngelo, menjadi ajang berkumpulnya para tokoh agama dan masyarakat dalam Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) MUI Kecamatan Margomulyo yang diadakan oleh Majelis Taklim Wal Istighotsah (MATAWALI) Rohmatan Lil ‘Alamin Jipangulu. Acara yang dimulai pada pukul 20.30 WIB dan berakhir sekitar pukul 23.45 WIB ini dihadiri oleh semua anggota dan pengurus Matawali dari Blora dan Bojonegoro, perangkat Desa Ngelo, tokoh NU Ranting Ngelo, serta tokoh masyarakat setempat.

Acara dibuka dengan pembacaan Sholawat Bilqiyam yang diikuti oleh seluruh jamaah, menciptakan suasana khidmat dan penuh berkah. Selanjutnya, kajian rutin yang mengangkat kitab Ayyuhal Walah karya Imam Al-Ghozali dipaparkan oleh Kiyai Badrun Ketua MUI Kecamatan Margomulyo. Kajian ini menjadi momen penting untuk memperdalam pemahaman agama dan memperkuat iman.

Setelah kajian, acara dilanjutkan dengan Mujadah Istighotsah Rohmatan Lil ‘Alamin, yang dipimpin langsung oleh Kiyai Badrun. Moment istighotsah ini menandai puncak acara, memberikan kesempatan kepada jamaah untuk memohon doa dan rahmat Allah SWT.

Sebagai bagian dari kegiatan, dilakukan pula ziyaroh ke Maqom Waliyulloh Mbah Santri, seorang santri Sunan Kudus yang diutus untuk menyebarkan Islam di Bumi Jipangulu dan sekitarnya. Ziyaroh ini menjadi refleksi dan penghormatan terhadap perjuangan para ulama terdahulu.

Dalam tausiyahnya, Kiyai Badrun Sulaiman menyampaikan pesan penting mengenai bahaya yang dihadapi umat di zaman akhir ini. Beliau menyoroti empat hal utama yang sering menjadi andalan sebagian orang, namun justru bisa menjadi sumber bahaya:

  1. Mengandalkan Dirham dan Dinar: Ketergantungan pada uang sebagai jaminan kesejahteraan hidup.
  2. Mengandalkan Harta dan Kekuasaan: Menjadikan kekayaan dan kekuasaan sebagai tolak ukur utama keberhasilan.
  3. Mengandalkan Pekerjaan dan Keahlian: Terlalu fokus pada profesi dan keahlian sebagai sumber utama kestabilan hidup.
  4. Mengandalkan Makhluq Sesama: Bergantung pada manusia lainnya dalam setiap aspek kehidupan.

Kiyai Badrun menegaskan bahwa terlalu berlebihan mengandalkan hal-hal tersebut dapat mengakibatkan seseorang lupa akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini. Selain itu, beliau juga mengingatkan tentang bahaya judi online dan peredaran narkoba yang dapat merusak kehidupan rumah tangga dan masyarakat.

Acara ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan kesadaran akan pentingnya berpegang teguh pada ajaran agama serta menjaga diri dari berbagai bentuk kemaksiatan.


Kiyai Badrun juga menekankan bahwa dalam menghadapi tantangan zaman modern, umat Islam harus lebih cermat dan bijaksana dalam memanfaatkan harta dan kekuasaan. Beliau mendorong para jamaah untuk selalu mengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini hanya sementara dan merupakan amanah dari Allah SWT. Dengan demikian, sikap ketergantungan yang berlebihan pada materi atau kekuasaan dapat menjauhkan seseorang dari kesadaran akan kekuasaan dan kebesaran Allah.


Di samping itu, Kiyai Badrun juga membahas dampak negatif dari judi online dan peredaran narkoba, yang menurutnya bukan hanya merusak individu tetapi juga merusak tatanan sosial dan kehidupan rumah tangga. Beliau mengingatkan bahwa kedua hal ini dapat mengakibatkan kerusakan moral dan spiritual, yang pada gilirannya berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Kiyai Badrun menyerukan kepada seluruh jamaah untuk bersama-sama melawan praktik-praktik tersebut dengan meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang bahaya yang ditimbulkan.


Sebagai penutup, Kiyai Badrun mengajak seluruh hadirin untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan saling mendukung dalam menjalankan ajaran agama dengan penuh keikhlasan. Beliau berharap, melalui kegiatan seperti TURBA ini, masyarakat dapat semakin solid dalam menjaga keimanan dan ketakwaan, serta mempererat tali persaudaraan di tengah-tengah komunitas.


Acara yang berakhir dengan doa bersama ini diharapkan memberikan dampak positif bagi seluruh peserta dan masyarakat sekitar, serta menjadi sarana untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah serta kehidupan sehari-hari. Semoga semangat yang diperoleh dari Tausiyah Rutin Bersama ini dapat terus membimbing dan memberikan manfaat bagi umat.

Share:

"Cahaya Ilmu di Balai Desa Ngelo: Menelusuri Jejak Kebaikan dalam Tausiyah Rutin Bersama MUI Kecamatan Margomulyo"


Ngelo, 2 Agustus 2024Rangkaian acara Tausiyah Rutin Bersama (TURBA) yang diadakan oleh Muslimat NU Ranting Ngelo berlangsung dengan khidmat pada hari Jumat, 2 Agustus 2024. Bertempat di Balai Desa Ngelo, acara ini dimulai pukul 13.00 dan berakhir sekitar 15.30 WIB, dihadiri oleh seluruh anggota dan pengurus Muslimat NU Ranting Ngelo.

Acara puncak TURBA kali ini menghadirkan Bapak Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua MUI Kecamatan Margomulyo, sebagai penceramah utama. Dalam tausiyahnya, Kiyai Badrun membahas kajian mendalam tentang Kitab *Wasiyatul Mustofa*. Beliau menguraikan tiga tanda orang yang sholeh sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari. Tiga ciri tersebut adalah: memperbaiki hubungan dengan Allah melalui amal saleh, memperbaiki agama dengan amal perbuatan, dan menunjukkan kerelaan terhadap orang lain sebagaimana kerelaan terhadap diri sendiri.

Selain itu, Kiyai Badrun juga menyampaikan pesan penting mengenai bahaya judi online dan peredaran narkoba yang dapat merusak kehidupan rumah tangga. Peringatan tersebut menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat kesadaran dan komitmen anggota masyarakat dalam menjaga keharmonisan keluarga dan lingkungan.

Acara ini diakhiri dengan diskusi interaktif antara penceramah dan peserta, di mana banyak anggota masyarakat aktif mengajukan pertanyaan dan berdiskusi mengenai topik yang dibahas. Tausiyah Rutin Bersama ini menjadi momen penting dalam mempererat silaturahmi dan meningkatkan pemahaman keagamaan di kalangan warga Ngelo.

Selama acara berlangsung, suasana di Balai Desa Ngelo dipenuhi oleh semangat kebersamaan dan keinginan untuk meningkatkan kualitas iman dan amal. Pencerahan yang diberikan oleh Kiyai Badrun tidak hanya memberikan wawasan spiritual, tetapi juga menambah pengetahuan praktis tentang cara menghadapi tantangan zaman modern, khususnya yang berkaitan dengan perilaku negatif seperti judi online dan narkoba.

Peserta acara menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan aktif mengikuti setiap sesi tausiyah dan berinteraksi dalam tanya jawab. Beberapa peserta mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat dan berharap acara semacam ini dapat terus berlanjut untuk memperkuat iman dan membangun komunitas yang lebih baik.

Dalam penutup acara, pengurus Muslimat NU Ranting Ngelo menyampaikan apresiasi kepada Kiyai Badrun Sulaiman atas materi tausiyah yang sangat inspiratif dan bermanfaat. Mereka juga berterima kasih kepada seluruh anggota dan pengurus yang telah hadir dan berpartisipasi aktif.

Acara TURBA kali ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Ngelo, serta menjadi contoh bagi kegiatan serupa di masa mendatang. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk terus belajar, diharapkan setiap individu dapat menerapkan nilai-nilai yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih baik dan harmonis.
 

Share:

MUIM TV

Jumlah Pengunjung

Popular Posts

Label