Ketua MUI Bojonegoro Tekankan Pentingnya Peran Ulama dalam Menjaga NKRI dan Kebersamaan Umat

Rakordwil IV MUI Kabupaten Bojonegoro

Kasiman, 21 November 2024Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bojonegoro, KH Alamul Huda atau yang akrab disapa Gus Huda, memberikan pidato penuh makna pada acara yang digelar di Pondok Pesantren Fathul Majid, Kasiman. Acara ini dihadiri oleh para pengurus MUI tingkat kecamatan serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Gus Huda membuka pidatonya dengan ucapan terimakasih atas peran aktif kehadiran para pengurus MUI tujuh Kecamatan Korwil IV. Ia menegaskan prinsip dasar MUI sebagai lembaga keulamaan yang tidak mengejar materi, tetapi berkomitmen pada dakwah dan pengabdian kepada umat. "Seorang dai atau ulama itu memiliki tanggung jawab besar untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga ketenteraman umat meskipun tantangannya berat," ujarnya.

Pentingnya Menjaga Kesatuan NKRI

Dalam pidatonya, Gus Huda menyoroti pentingnya peran ulama dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengibaratkan tugas ulama seperti membawa segelas air, yang harus dijaga agar tidak tumpah. “Kita bertugas menjaga kebersamaan umat, keamanan, dan ketertiban. Meski berat, kita harus memastikan umat tetap bersatu,” tegasnya.

Gus Huda juga mengingatkan tentang bahaya pemikiran-pemikiran radikal yang mulai berkembang di tengah masyarakat. Ia menyebutkan ciri-ciri kelompok ini, seperti merasa paling benar, gemar mencela pihak lain, dan menghalalkan perusakan. "Masyarakat harus waspada terhadap kelompok-kelompok ini dan bersatu untuk melindungi NKRI," lanjutnya.

Peran Wanita dalam Pemberdayaan Umat

Selain itu, Gus Huda menekankan pentingnya peran wanita, khususnya ibu-ibu muda di lingkungan pesantren maupun yang di luar pesantren, dalam pemberdayaan masyarakat. Ia menyampaikan rencana kegiatan khusus bagi wanita yang melibatkan pelatihan tentang hak-hak perempuan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. "Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Desember mendatang dengan harapan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat desa," jelasnya.

Kerja Sama MUI dengan Pemerintah

Gus Huda juga menjelaskan bahwa MUI memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai khadimul Ummah (pelayan umat) dan mitra pemerintah. Ia menegaskan bahwa MUI mendukung berbagai program pemerintah yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat. "MUI bukan hanya lembaga keagamaan, tetapi juga mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang berkeadilan," katanya.

Paparan Progres Dakwah Kecamatan

Dalam sesi berikutnya, tujuh MUI kecamatan, yakni Margomulyo, Ngraho, Purwosari, Padangan, Tambakrejo, Kasiman, dan Kedewan, memaparkan progres dakwah masing-masing. Kecamatan Margomulyo menjadi yang pertama menyampaikan laporan, diikuti oleh kecamatan lainnya secara berurutan.

Penutup dan Harapan

KH Alamul Huda menegaskan bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran MUI di semua tingkatan, baik kabupaten maupun kecamatan. Ia berharap, melalui program-program yang dirancang, MUI mampu menjadi motor penggerak kemajuan umat sekaligus penjaga stabilitas sosial dan keagamaan.

“Majelis Ulama Indonesia bukan sekadar lembaga keagamaan, tetapi menjadi rahmat bagi masyarakat. Dengan dukungan pemerintah dan umat, kita bisa menjawab tantangan zaman dan memberikan solusi atas permasalahan umat secara bijaksana,” ungkap Gus Huda.

Agenda Dakwah yang Berkelanjutan

Dalam pembahasan program kerja ke depan, Gus Huda juga menekankan pentingnya keberlanjutan program dakwah yang dirancang. Hal ini termasuk memperhatikan permasalahan aktual di masyarakat, seperti radikalisme, pemberdayaan perempuan, serta optimalisasi pendidikan Islam di pesantren. Ia juga mengajak semua pihak untuk lebih aktif terlibat, terutama dalam menguatkan sinergi antar-MUI di kecamatan dan desa.

Keterlibatan Semua Pihak

KH Alamul Huda mengingatkan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk generasi muda, untuk terus mengembangkan dakwah kreatif dan inovatif. Ia berharap, ulama-ulama muda di pesantren dapat menjadi motor penggerak perubahan yang positif. “Para santri dan generasi muda harus menjadi penerus perjuangan dakwah. Tugas kita adalah membimbing mereka agar bisa menjadi ulama yang berkontribusi bagi agama dan bangsa,” katanya.

Acara ini ditutup dengan doa bersama, dipimpin langsung oleh Abah Aguszali, yang memohon keberkahan untuk seluruh upaya yang telah dan akan dilakukan oleh MUI Bojonegoro. Hadirin meninggalkan lokasi dengan semangat baru untuk melanjutkan perjuangan dakwah dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, MUI Kabupaten Bojonegoro bertekad untuk terus memperkuat peranannya dalam membimbing umat menuju Islam yang moderat, damai, dan penuh rahmat bagi seluruh alam.


MUIMMedia.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUIM TV

Jumlah Pengunjung

Popular Posts

Label