KUWALI ||KULTUM MATAWALI || Lima Keistimewaan bagi Umat Islam di Bulan Ramadhan || ROMADHON #6

KUWALI SPECIAL ROMADHON

HARI 6

Lima Keistimewaan bagi Umat Islam di Bulan Ramadhan

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ

Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa umat Islam mendapatkan lima keistimewaan dengan datangnya bulan Ramadhan sebagaimana beliau tegaskan berikut ini: 

Artinya: “Di bulan Ramadhan umatku diberi lima keistimewaan yang tidak diberikan kepada umat-umat sebelumnya.” 

 

أُعْطِيَتْ أُمَّتِي خمسَ خِصَالٍ في رَمَضَانَ لَمْ تُعْطَهُنَّ أمَّةٌ من الأُمَمِ قَبْلَهاَ

Kelima keistimewaan tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama,

Artinya: “Bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih baik dari pada minyak misik.”

 

خُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ اْلمِسْكِ

Secara jujur kita mengakui bahwa bau mulut orang berpuasa tidak sedap. Hal ini terjadi karena produksi air liur dalam mulut dan dalam saluran pencernaan berkurang sehingga menjadi lebih kering dan munculah bau mulut.  

Namun perlu kita sadari bahwa bau mulut yang tak sedap itu sesungguhnya memiliki hikmah atau manfaat tertentu. Misalnya, bau itu menjadi salah satu pembeda antara orang berpuasa dengan yang tidak berpuasa.

Dengan bau seperti itu orang yang berpuasa akan cenderung lebih banyak diam dari pada bicara yang tidak perlu. Sehingga Dia selalu menjaga mulutnya dengan baik dari kata-kata kotor, dan memperbanyak tadarus Al-Qur’an, membaca dzikir, istighfar, shalawat dan sebagainya.

 

Dengan memperbanyak ibadah lisan seperti itu sudah pasti bau tak sedap itu akan mendapat perimbangan dan kemudian diganti oleh Allah dengan bau-bau wangi yang bahkan lebih wangi dari pada minyak misik atau minyak kasturi. 

 

Kedua,

Artinya: “Orang-orang yang berpuasa semuanya dimintakan ampunan oleh para malaikat hingga mereka berbuka.”

 

وَتَسْتَغْفرُ لَهُمْ اْلمَلاَئِكَةُ حَتىَّ يُفْطِرُوْا 

Keistimewaan kedua ini, menjadi keuntungan besar bagi orang-orang yang berpuasa. Kita semua tahu bahwa malaikat adalah makhluk yang tak kenal maksiat kepada Allah  ﷻ sehingga doa-donya mudah dikabulkan.

 

Para malaikat itu dari saat imsak hingga berbuka yang durasinya mencapai kira-kira 14 jam senantiasa memintakan ampunan kepada Allah  ﷻ agar orang-orang berpuasa diampuni dosa-dosanya. Sekali lagi ini merupakan keuntungan besar bagi kita karena kita sendiri terkadang merasa was was apakah istighfar kita diterima Allah  ﷻ karena faktanya kita sering megulang kesalahan atau dosa yang sama setelah berkali-kali memohon ampun atas dosa-dosa yang sama.

 

 Ketiga,

Artinya: “Di bulan ini para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperti di bulan lainnya.”

 

وَتُصَفَّدُ فِيْهِ مَرَدَّةُ الشَّياَطِيْنِ ، وَلاَ يُخْلِصُوْنَ فِيْهِ إِلَى مَا كاَنُوْا يُخْلِصُوْنَ فِي غَيْرِه 

Kita semua tentu merasakan di bulan Puasa kita menjadi seperti malas untuk berbuat apa saja kecuali ibadah. Semangat kita untuk beribadah meningkat dibandingkan dengan di.luar Ramadhan. Hal ini terjadi karena setan-setan dibelenggu hingga selesainya Ramadhan.

 

Ini semua merupakan kemurahan Allah  dalam rangka memberi kesempatan kepada kita untuk menambah pundi-pundi amal ibadah kita. Di luar Ramadhan mungkin kita lebih banyak berpikir dan melakukan hal-hal yang bersifat duniawi saja.

Dengan dibelenggunya setan-setan di bulan Ramadhan, maka secara teori setidaknya kemaksiatan bisa ditekan serendah-rendahnya.

 

 Keempat,

Artinya: “Setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga untuk orang-orang yang berpuasa. Kemudian Allah berfirman: “Para hamba-Ku yang melakukan puasa hampir menemukan hasil dan jerih payahnya hingga sampai kepadamu (wahai surga).”

 

وَيُزَيِّنُ اللهُ لَهُمْ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ، ثُمَّ يَقُوْلُ : يُوْشِكُ عِبَادِيْ الصَّائِمُوْنَ أَنْ يُلْقُوْا عَنْهُمْ الْمَئُونَةَ وَاْلأَذَى وَيَصِيْرُوْنَ إِلَيْكَ.

Keistimewaan keempat ini dimana Allah menghiasai surga dengan indahnya untuk menyambut para hamba-Nya yang berpuasa menunjukkan bahwa ibadah puasa memiliki nilai spiritualitas yang sangat tinggi.

Kepada surga Allah berfirman, Para hamba-Ku yang berpuasa hampir menemukan hasil dari jerih payahnya hingga sampai kepadamu.

Kalimat ini mengandung arti bahwa tak ada balasan bagi orang-orang berpuasa kecuali surga karena ibadah puasa memang untuk Allah sehingga Allah sendiri yang akan membalasnya sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari:

Artinya: Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya.

 

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

 

Hadits tersebut mengungkapkan bahwa ibadah puasa urusannya dengan Allah  ﷻ. Allah yang memerintahkan, Dia pula yang mengatur segala sesuatunya.

 

Kelima,

Artinya: “Dan di akhir malam bulan Ramadhan Allah memberikan ampunan. Kemudian Rasul . ditanya apakah itu malam Lailatul Qodar? Beliau. menjawab: “Bukan, hanya saja bagi orang yang beramal maka akan mendapatkan pahala ketika sudah usai mengerjakannya.”

 

وَيَغْفِرُ لَهُمْ فِيْ آخِرِ لَيْلَةٍ ، قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ : اَهِيَ لَيْلَةُ اْلقَدَرِ ؟ ، قَالَ : لاَ ، وَلَكِنَّ  الْعَامِلَ إِنَّمَا يُوَفَّى أَجْرُهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ 

Dalam keistimewaan kelima ini, Allah mengampuni orang-orang berpuasa pada setiap akhir malam, dan itu bukan merupakan lailatul qadar.

 

Lailatul qadar adalah satu hal dan ampunan Allah pada setiap akhir malam di bulan Ramadhan merupakan hal lainnya.  Artinya Orang-orang berpuasa berhak mendapatkan ampunan sebagai imbalan ibadahnya kepada Allah  ﷻ

 

 Sedangkan Lailatul qadar diberikan kepada orang-orang tertentu sesuai dengan pilihan Allah sendiri. Maka beruntunglah mereka yang selain mendapatkan ampunan dari Allah tetapi juga mendapatkan kebaikan lailatul qadar yang nilainya lebih tinggi dari pada kebaikan seribu bulan.

 

 

Kelima hal diatas sebagaimana telah diuraikan merupakan keistimewaan bulan Ramadhan yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad ﷺ. Kita bersyukur bahwa kita semua menjadi umat beliau. 

 

Untuk itu semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dengan sebaik-baiknya, sehingga kelima keistimewaan diatas dapat kita raih seluruhnya.

 Amin ya rabbal alamin.

Wallohul A’lamu Bisshowabi

 

 

Pemateri:

De Badruns

(Ketua MUI Margomulyo)

 

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUIM TV

Jumlah Pengunjung

Popular Posts

Label