Keistiqamahan jamaah dalam mengikuti kajian rutin ini patut diapresiasi. Meskipun hujan mengguyur dengan deras sejak sore hari, semangat untuk menimba ilmu tetap terjaga. Pengajian rutin ini memang menjadi agenda yang selalu dinanti oleh masyarakat setempat, terutama karena dilaksanakan setiap malam Kamis Legi, dan telah menjadi salah satu pusat kajian ilmu agama di Dusun Pluntu.
Rangkaian acara dibuka dengan mujahadah yang diikuti oleh seluruh jamaah dengan penuh kekhusyukan. Setelahnya, dilanjutkan dengan pembacaan Sholawat Al-Barzanji, menambah suasana spiritual yang hangat dan menentramkan di tengah dinginnya malam.
Puncak acara diisi oleh kajian agama yang disampaikan oleh Kiyai Badrun Sulaiman, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan MWCNU Kecamatan Margomulyo. Dalam kajiannya, Kiyai Badrun mengingatkan pentingnya menjaga istiqomah dalam beribadah dan menuntut ilmu, meskipun dalam kondisi sulit atau kurang mendukung. Ia juga menyampaikan pesan-pesan moral tentang penguatan akidah, pentingnya silaturahmi, dan menjaga tradisi keagamaan yang telah diwariskan oleh para ulama.
"Keistiqamahan dalam beribadah, dalam mencari ilmu, adalah bukti kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Hujan yang turun ini tidak menjadi alasan bagi kita untuk meninggalkan majelis ilmu," ujar Kiyai Badrun di hadapan para jamaah yang dengan penuh khidmat mendengarkan tausiyah beliau.
Acara pengajian ini menjadi bukti bahwa Majelis Taklim At-Thohir tidak hanya sebagai tempat kajian ilmu, namun juga sebagai tempat penguatan spiritual dan ukhuwah di kalangan jamaah. Dengan suasana kekeluargaan yang kental, pengajian rutin ini terus menjadi oase spiritual bagi masyarakat Dusun Pluntu dan sekitarnya.
Pengajian rutin ini diinisiasi oleh pengurus Majelis Taklim At-Thohir sebagai bagian dari upaya menjaga tradisi keilmuan dan kebersamaan umat dalam membangun desa yang religius dan harmonis. Meskipun cuaca tidak bersahabat, komitmen jamaah untuk terus hadir dan memperdalam ilmu agama menjadi salah satu cerminan kekuatan iman dan kebersamaan yang terus terjalin di Majelis Taklim At-Thohir.
Dalam kajian kali ini, Kiyai Badrun Sulaiman mengangkat tema yang relevan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu "Spirit Maulid Nabi Muhammad dalam Meningkatkan Kualitas Pribadi Muslim yang Dicintai Allah dan Rasul-Nya". Beliau mengajak seluruh jamaah untuk memaknai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak sekadar sebagai seremonial tahunan, tetapi juga sebagai momentum penting dalam memperbaiki diri dan meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW.
Kiyai Badrun menegaskan bahwa menjadi pribadi yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya bukanlah hal yang mudah, melainkan membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh untuk meneladani sifat-sifat utama Rasulullah. "Kita harus berusaha untuk senantiasa menjaga perilaku kita, mulai dari keikhlasan dalam beribadah, menjaga lisan, hingga memperkuat ukhuwah dan rasa kasih sayang kepada sesama. Semua ini adalah wujud konkret kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW," ujarnya.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam semua aspek kehidupan, baik sebagai pemimpin, suami, ayah, maupun anggota masyarakat. Oleh karena itu, setiap muslim seharusnya berusaha untuk mencontoh akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari.
"Jika kita ingin menjadi pribadi yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, kita harus mulai dari diri sendiri, memperbaiki niat, amal, dan akhlak. Jangan menunda-nunda untuk berubah menjadi lebih baik. Peringatan Maulid Nabi ini adalah momentum tepat untuk memulai perjalanan spiritual tersebut," lanjut Kiyai Badrun dengan penuh semangat.
Kiyai Badrun Sulaiman juga menekankan bahwa ada beberapa amal yang sangat dicintai oleh Allah, yang jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, akan mendekatkan seorang muslim kepada-Nya dan menjadikannya hamba yang diridhai. Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan tiga amal utama yang harus senantiasa dijaga oleh setiap muslim:
1. Melaksanakan Sholat pada Waktunya Kiyai Badrun menegaskan bahwa sholat tepat waktu merupakan ibadah yang paling utama di hadapan Allah SWT. "Sholat adalah tiang agama. Jika sholat kita baik, maka segala amalan kita akan ikut baik. Menjaga sholat pada waktunya adalah bukti ketaatan kita kepada Allah, dan inilah amal yang paling dicintai oleh-Nya," ujar beliau. Beliau mengingatkan para jamaah bahwa sholat tidak hanya sekadar ritual, melainkan juga bentuk kedisiplinan dalam mengingat Allah dan mencegah diri dari perbuatan yang tercela.
2. Berbuat Baik kepada Orang Tua Selain sholat, berbakti kepada orang tua adalah amal kedua yang sangat dicintai oleh Allah. Kiyai Badrun menyampaikan bahwa berbuat baik kepada orang tua merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang ingin mendapatkan keridhaan Allah. "Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua. Maka, jangan pernah sia-siakan kesempatan untuk selalu berbuat baik kepada mereka, selama mereka masih hidup," tegasnya. Beliau juga mengingatkan pentingnya doa kepada orang tua, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada, sebagai salah satu bentuk kebaikan yang terus mengalir.
3. Berjihad Menegakkan Agama Allah Amal ketiga yang disebut oleh Kiyai Badrun adalah berjihad atau berjuang menegakkan agama Allah. Dalam konteks saat ini, jihad tidak semata-mata dimaknai sebagai perang fisik, melainkan juga berjuang dalam memperkuat dakwah Islam, menebarkan ajaran-ajaran kebaikan, serta menjaga persatuan umat Islam. "Jihad terbesar saat ini adalah melawan hawa nafsu dan konsisten dalam menjalankan perintah Allah di tengah berbagai tantangan zaman. Berjuang untuk agama Allah tidak selalu dengan pedang, tapi bisa juga dengan lisan, pena, dan perbuatan baik kita sehari-hari," jelas beliau.
Dalam penutupan ceramahnya, Kiyai Badrun mengajak seluruh jamaah untuk terus memperbaiki diri, menjaga sholat tepat waktu, berbakti kepada orang tua, dan berjuang dalam menegakkan agama Allah dengan penuh keikhlasan. Beliau juga mengingatkan bahwa setiap amal baik yang dilakukan dengan niat karena Allah akan membawa kebahagiaan tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.
Dengan semangat yang ditularkan melalui ceramah tersebut, jamaah Majelis Taklim At-Thohir Dusun Pluntu merasa semakin termotivasi untuk memperbaiki kualitas ibadah dan memperdalam keimanan mereka.
Kajian tersebut diakhiri dengan pesan penting bahwa meningkatkan kualitas pribadi sebagai muslim bukan hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama dengan penuh kasih sayang dan kebaikan, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. "Mari kita jadikan Maulid ini sebagai momentum perubahan menuju pribadi yang lebih baik, yang tidak hanya dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga menjadi rahmat bagi seluruh alam," pungkasnya.
Suasana pengajian pun terasa semakin syahdu saat Kiyai Badrun menutup ceramahnya dengan doa agar seluruh jamaah senantiasa diberikan kekuatan untuk meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW dan diberikan kemampuan untuk meningkatkan kualitas iman serta akhlak mereka di tengah-tengah masyarakat.
Dengan penuh khidmat, para jamaah mengaminkan doa yang dipanjatkan. Pengajian rutin malam Kamis Legi ini pun berakhir dengan suasana penuh kehangatan dan spiritualitas yang mendalam. Majelis Taklim At-Thohir kembali menjadi ruang berkumpulnya umat untuk memperdalam iman dan menjaga tradisi keagamaan yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat Dusun Pluntu, Desa Sumberjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar